Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti saat menerima penghargaan gelar warga kehormatan “Dau Mening”, Kamis, (23/8/18). Foto: (doc/KKP)
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti saat menerima penghargaan gelar warga kehormatan “Dau Mening”, Kamis, (23/8/18). Foto: (doc/KKP)

Samarinda, MNEWS.co.id – Provinsi Kalimantan Timur kaya akan potensi perikanan dan pariwisata, namun pertumbuhan UMKM-nya masih terbilang rendah. Hal ini disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti saat menerima penghargaan gelar warga kehormatan “Dau Mening” yang berarti ‘Matahari yang Cerah’ dari masyarakat adat Suku Dayak Kenyah, Kerukunan Tebengang Lung, Kalimantan Timur (Kaltim).

“Kalau dilihat perbedaan antara Kaltim dengan Sulawesi Selatan atau Bali, saya lihat pertumbuhan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)-nya itu sangat rendah. Kenapa? Karena di sini (Kaltim) yang terbesar adalah kebanyakan korporasi dan itu membuat nilai pertumbuhan ekonomi masyarakat menengahnya agak kurang,” ujar Susi Pudjiastuti saat pembukaan acara kerukunan keluarga besar Pumung Bangen nang Pekenu’ (Pesta Kegembiraan dan Ramah Tamah) Tebengang Lung 2018, Kamis (23/8/18).

Ia pun menyatakan sangat mendukung rencana Gubernur Kaltim untuk beralih dari eksploitasi sumber daya alam yang besar melalui dependensi (ketergantungan) hidup pada tambang, minyak, dan gas kepada sektor perikanan dan pariwisata.

Dengan dukungan kepada masyarakat di dua sektor, yaitu perikanan dan pariwista, Ia yakin UMKM akan bertarung dengan kuat sehingga mampu membangun ekonomi kerakyatan. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi Kaltim pun akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan wilayah lainnya dan gini ratio (ketimpangan sosial) akan semakin kecil.

“Saya yakin potensi pariwisata kelautan di Kaltim ini sangat luar biasa. Dan udang, terutama udang tambak dari Kaltim ini dari dulu terkenal kualitasnya sebagai salah satu yang terbaik di dunia karena warnanya yang hitam. Dan itu adalah Monodon (udang Windu) jenis original asli Indonesia, dan kalau itu diteruskan akan jauh lebih baik daripada pertambakan vaname, karena bagaimanapun juga, vaname ini bukanlah udang asli Indonesia. Selain itu sudah banyak penyakit-penyakit (udang vaname) mulai muncul,” terangnya.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti saat menerima penghargaan gelar warga kehormatan
“Dau Mening”, Kamis, (23/8/18). Foto: (doc/KKP)

Namun Menteri Susi juga mengingatkan, keberlanjutan tetap harus diperhatikan. Ia pun menyadari, pertambakan nantinya akan menimbulkan persoalan-persoalan baru, berupa degradasi kualitas dan produktivitas lingkungan. Oleh karena itu, keseimbangan wilayah tambak dan mangrove harus tetap diperhatikan.

“Jadi kita belajar dari yang sudah-sudah, perlu keseimbangan antara pembuatan wilayah tambak dengan wilayah mangrove karena mangrove juga diperlukan untuk membersihkan air, menjadi filter dari racun-racun, dan juga menjadi tempat hidupnya plankton-plankton yang juga dibutuhkan oleh udang itu sendiri dalam pertumbuhannya,” lanjutnya.

Dalam kesempatan tersebut Menteri Susi berencana akan membantu pengembangan usaha kelautan dan perikanan yang dibutuhkan masyarakat, misalnya dengan restocking ikan alam/endemik di perairan/sungai, budidaya ikan air tawar, bahkan pengembangan sentra kuliner perikanan jika dibutuhkan.

Susi berpendapat, surplus demografi yang dimiliki Indonesia jika tidak dikelola dengan baik dapat mendatangkan malapetaka. Oleh karena itu, Ia meminta pemerintah bersama seluruh civil society untuk bahu membahu menghadapi digitalisasi yang ditenggarai akan banyak menghilangkan pekerjaan-pekerjaan konvensional.

Ia percaya, sektor perikanan, pariwisata, dan pertanian dapat dijadikan sebagai lahan ekonomi kreatif yang dapat menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat, pengusaha, dan UMKM.

“Saya dengan masyarakat Dayak ini orangnya baik-baik. Saya berharap, budi pekerti yang baik ditambah pendidikan yang lebih baik, kesempatan kerja yang diciptakan pemerintah daerah yang lebih besar, akan membuat masyarakat Dayak menjadi salah satu pilar bangsa yang memperkuat NKRI,” tandasnya.

Sumber: KKP