Ilustrasi. (Foto: Pexels)
Ilustrasi. (Foto: Pexels)

Jakarta, MNEWS.co.id – Berbicara mengenai tren fashion di Indonesia, tentunya tidak akan terlepas dari berbagai nama perancang busana dalam perkembangan bisnis fashion di Indonesia. Dalam hal ini bisnis fashion mempunyai arti sebagai industri kreatif yang diciptakan dan diproduksi oleh perancang busana. Karena saat ini fashion merupakan salah satu industri yang menguntungkan, khususnya untuk para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia. 

Berdasarkan data survei dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Badan Pusat Statistik (BPS), sektor Ekonomi Kreatif menyumbang 7,38% terhadap total perekonomian nasional pada tahun 2016, dan sektor fashion berkontribusi sebanyak 18,15% yaitu  berada di posisi ke dua setelah sektor kuliner.

Olga Tampake, sebagai salah satu fashion designer sekaligus pemilik brand OLGA menjelaskan bahwa fashion adalah gaya pakaian yang digunakan oleh seseorang dalam kesehariannya untuk menunjang penampilan. “Bisnis fashion itu tidak hanya berkaitan dengan pakaian saja, tetapi ada aksesoris, kosmetik, gaya rambut. Dalam menjalani sebuah bisnis, tujuan yang paling penting adalah mendapatkan keuntungan,” kata Olga dalam Kelas Komunitas Sahabat UMKM bertema “How To Start Your Clothing Line” di Jakarta Creative Hub, Senin (9/9/19).

Olga Tampake dalam Kelas Komunitas Sahabat UMKM dengan tema “How to Start Your Clothing Line” di Jakarta Creative Hub, pada Senin (9/9/19) (Foto: Rasti/MNEWS)

Sebagai pelaku bisnis fashion, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membentuk karakteristik untuk mengembangkan usaha yaitu detail, kritis, mengamati, memahami produk yang ada, independen, senang menganalisa, dan berwawasan luas. Sementara dalam hal berkomunikasi, karakter yang harus dibentuk salah satunya adalah keterampilan interpersonal.

Olga menegaskan bahwa pelaku bisnis fashion harus bisa memprediksi desain produk yang akan dihasilkan serta mengikuti tren pasar yang ada saat ini. “Dalam membuat konsep hal terpenting yang harus dilakukan adalah memperhatikan nama brand, desain dan bahan seperti apa yang akan digunakan, warna apa yang cocok, berapa harga pokok produksi (HPP), serta harga jual dan keuntungan yang didapatkan,” ujarnya.

Sedangkan dalam menganalisa produk, Olga memaparkan beberapa hal yaitu mengenai desain, warna, variasi ukuran (S, M, L, XL dan Free Size), potongan harga, harga jual, stok awal dan stok akhir. 

Untuk strategi promosi dalam memasarkan produk, Olga memberikan tips dalam penjualan offline dan online. Dalam penjualan offline, pemilik bisnis dapat memajangkan beberapa koleksi produk yang ada dan memberikan potongan harga. Selanjutnya menyediakan katalog serta memberikan hadiah kepada pembeli apabila belanja dalam jumlah tertentu.

Sedangkan dalam penjualan secara online, pembeli akan melihat produk secara visual yaitu berupa foto. Sehingga foto produk harus menarik dan memiliki resolusi warna sesuai dengan produk asli. Informasi dalam deskripsi produk pun harus jelas misalkan mengenai warna, ukuran, dan stok yang tersedia. Jangan lupa untuk selalu rutin mengupload foto produk dan sesekali memberikan diskon yang menarik.