Ilustrasi. (Foto: rawpixel.com from Pexels)
Ilustrasi. (Foto: rawpixel.com from Pexels)

Jakarta, MNEWS.co.id – Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Bekraf) bersama  Yayasan Cipta Citra Indonesia membuat program dengan nama LOCK (Laboratorium Olah Cerita dan Kisah) yang diperuntukan bagi para film maker, baik film fiksi ataupun dokumenter agar dapat mengasah kekuatan personalnya dalam penceritaan serta peningkatan kapasitas melalui lokakarya.

LOCK memfasilitasi peserta mengasah kemampuan dalam dua tahap, yaitu, tahap pengembangan cerita dalam penulisan (story development) dan tahap penyuntingan gambar (editing). Setelah dimulai sejak 19 Agustus lalu di Jakarta, program LOCK telah berakhir (28/8/2019) dan berhasil memfasilitasi peserta yang merupakan filmmakers nasional untuk mematangkan ide cerita maupun struktur penceritaan melalui dua jenis lab, yaitu Story Development Lab dan Editing Lab.

Sekitar 26 peserta dengan 11 proyek film telah mengikuti workshop khusus film dan mendapat mentoring secara langsung dari filmmakers internasional. Peserta yang lolos dan mengikuti kegiatan LOCK telah bersaing dengan 56 proyek film lainnya yang ikut mendaftar dari berbagai daerah di Indonesia.

LOCK (Laboratorium Olah Cerita dan Kisah), Wadah Baru Bagi Pelaku Film Nasional. (Foto: Bekraf)

 

Menurut Program Director LOCK, Lisabona Rahman, kriteria utama pemilihan peserta LOCK ini adalah proyek film harus bagus secara konten, bisa dari berbagai genre film, fiksi, dokumenter, durasi panjang maupun pendek. Bahkan dalam proses pemilihan proyek film yang diloloskan melibatkan mentor LOCK untuk ikut memberikan penilaian secara langsung.

Selama workshop film berlangsung, peserta mempresentasikan proyek film kepada mentor untuk selanjutnya mentor memberikan masukan yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing proyek. Mentor juga memberikan arahan dan berbagi pengalaman yang bisa membantu peserta menyempurnakan proyek film yang sedang mereka kerjakan. Mereka bahkan diberikan target untuk mempresentasikan kemajuan proyek film mereka di akhir workshop, tentunya dengan bantuan arahan dan masukkan dari masing-masing mentor.

“Selama kegiatan ini berlangsung kita banyak mendapat perspektif baru ataupun masukan untuk proyek The Journey, sehingga kita tahu proyek film ini mau kita apakan dan mau kita bawa kemana. Workshop film yang memiliki lab khusus seperti ini sangat jarang di Indonesia, apalagi mentor yang mengarahkan kita adalah mereka yang sudah berpengalaman di perfilman internasional,” ujar salah satu peserta LOCK, Produser The Journey, Sofyana Ali Bindair (28/8/2019).

Sofyana menambahkan bahwa ilmu yang diperolehnya dari LOCK tidak akan berhenti sampai di sini, ia dan peserta lain akan menyebarkan ilmu yang mereka dapat kepada komunitas-komunitas film yang ada di daerah lain. Ia berharap dengan keikutsertaannya dalam program LOCK bisa membawa the journey dan proyek film lainnya bisa bertemu dengan lebih banyak penonton yang tidak hanya menjangkau penonton di Indonesia tetapi juga mancanegara.  

Bekraf dan Yayasan Cipta Citra Indonesia sendiri berharap melalui LOCK, industri film nasional bisa memiliki tatanan yang lebih luas untuk dikonsumsi, baik dalam maupun luar negeri ataupun festival. Film-film Indonesia yang punya international appeal bisa punya wadah untuk dikembangkan. Hal ini sejalan dengan tujuan pemerintah yang ingin mendorong ekspor produk film nasional.