Victoria br Simanungkalit dalam acara pilot project Asean Mentorship for Entrepreneur Network di Gedung Smesco Indonesia, Kamis (12/9) (Foto : Dok Sipers Kemenkop)
Victoria br Simanungkalit dalam acara pilot project Asean Mentorship for Entrepreneur Network di Gedung Smesco Indonesia, Kamis (12/9) (Foto : Dok Sipers Kemenkop)

Jakarta, MNEWS.co.id – Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah bekerja sama dengan Asean Business Advisory Council (ABAC), berkolaborasi menyusun modul pendampingan untuk para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM). 

Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM Victoria Simanungkalit mengatakan, Indonesia merupakan salah satu negara di Asean selain Malaysia dan Filipina yang ditugaskan sebagai pelaksana pilot project Asean Mentorship for Entrepreneur Network (AMEN). Menurutnya, ketiga negara tersebut diminta  untuk mendiskusikan mengenai modul pendampingan dan pengembangan kepada UKM. Nantinya modul tersebut akan diimplementasikan dalam skala regional Asean. “Masukan dari pelaku usaha terutama UKM Indonesia akan sangat bermanfaat untuk mempersiapkan modul pendampingan yang dapat menjadi pondasi pelaksanaan AMEN pada masa depan,” ujar Victoria di Gedung Smesco Jakarta, Kamis (12/9/19).

Inisiasi program AMEN merupakan bagian dari ABAC dan menjadi salah satu program prioritas Asean Coordinating Committee on Micro, Small and Medium Enterprises (ACCMSME) 2019. Awalnya AMEN dicetuskan oleh Filipina dengan tujuan utama yaitu membentuk wadah untuk para UKM agar dapat mengakses 3M (Money, Market, and Mentorship). Selain itu juga untuk meningkatkan kapasitas, produktivtitas dan mendorong UKM agar dapat naik kelas.

Khususnya di Indonesia pelaksanaan AMEN akan dibantu oleh sejumlah perusahaan yang akan memberikan fasilitas pendampingan dan pengembangan UKM. Beberapa perusahaan itu adalah Astra International melalui Yayasan Dharma Bakti Astra, Martha Tilaar Group, Sido Muncul, Indofood, dan Indomobil.

Subronto Laras sebagai salah satu anggota ABAC, menjelaskan mengenai pendampingan tersebut penting dilakukan untuk memperkuat daya saing UKM Asean, terutama Indonesia. Karena di tengah meningkatnya persaingan global, para pelaku UKM harus terus berbenah agar dapat berkembang baik di dalam negeri dan luar negeri.

“Program pendampingan UKM ini, nantinya akan melibatkan sejumlah orang sebagai mentor untuk melatih dan mendamping para pelaku UKM guna meningkatkan kualitas dan kuantitas produknya. Sementara itu lima perusahaan yang ikut serta dalam program ini, akan hadir untuk membantu menyediakan pasar dan memfasilitasi UKM untuk meningkatkan kelasnya,” kata Subronto.