Jakarta, MNEWS.co.id – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong agar berbagai usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) perikanan dapat memasarkan produknya secara online atau daring sebagai upaya untuk memperluas pemasaran termasuk menggapai pasar ekspor.
“Ada segmen pasar yang sangat besar dan dapat dimanfaatkan melalui pasar online, tinggal bagaimana mengemas dan membuat produk produk yang menarik dengan sasaran generasi millenial,” kata Berny A Subki selaku Sekretaris Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan.
KKP juga telah melaksanakan sejumlah lokakarya terhadap pelaku UMKM perikanan seperti yang dilakukan terhadap 50 UMKM perikanan di wilayah Kabupaten Cirebon.
Berny menjelaskan bahwa saat ini perusahaan rintisan (startup) telah berkembang pesat dalam memberikan kemudahan akses semua pihak yang salah satunya pelaku UMKM produk perikanan untuk memasarkan produknya melalui online.
Namun ada beberapa kendala yang dihadapi UMKM tersebut yaitu antara lain, kurangnya kualitas produk yang dipasarkan, kemasan dan penyajian foto produk yang kurang menarik serta kurangnya inovasi produk.
Berny menambahkan, sebelumnya berbagai platform e-commerce atau perdagangan daring yang beroperasi di Indonesia perlu lebih berinovasi dalam memperhatikan dan mengembangkan kinerja UMKM yang terdapat di berbagai daerah.
“UMKM ini berperan penting bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia,” kata Pendiri dan CEO Troli (platform belanja daring) Roni Irawan, dalam acara peluncuran Troli di Jakarta, Jumat, (25/10/19). Menurutnya, selama ini upaya pemberdayaan UMKM hanya sebatas teori karena kinerja usaha kecil kerap kalah bersaing dengan berbagai usaha pedagang besar.
Roni mengingatkan bahwa Indonesia termasuk dari lima besar negara yang memiliki jumlah startup atau usaha rintisan terbanyak dengan sekitar 2.100 startup. Selain itu, para pelaku usaha kecil ikut menyumbangkan hingga 93,4 persen PDB perekonomian Indonesia, sedangkan usaha menengah 5,1 persen dan usaha besar hanya sekitar 1,5 persen.