Ilustrasi. (Foto: Pexels)
Ilustrasi. (Foto: Pexels)

Jakarta, MNEWS.co.id – Kementerian Perindustrian selalu aktif untuk mengajak para pelaku industri kecil dan menengah (IKM) di dalam negeri agar memanfaatkan teknologi saat ini agar dapat meningkatkan produktivitas serta mutu dengan lebih efisien agar dapat menembus pasar internasional.

“Selama ini, sektor IKM telah berperan penting menjadi tulang punggung bagi perekonomian nasional,” kata Gati Wibawaningsih Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin di Jakarta, Sabtu (24/8).

Gati menjelaskan saat ini jumlah industri kecil menengah (IKM) nasional sudah ada lebih dari 4,4 juta unit atau mencapai 99% dari seluruh unit industri yang ada di Indonesia. Seiring dengan berkembangnya era ekonomi pada industri 4.0 Kemenperin terus menggali potensi IKM di Indonesia dengan melakukan implementasi berbagai kebijakan dan adanya kegiatan strategis seperti mengadakan acara e-Smart IKM 2019 dengan tema “IKM Go Digital” di sejumlah daerah.

“Pada Agustus ini, kami telah menggelar acaranya di Palembang. Peserta yang mengikuti sebanyak 500 orang, yang meliputi pelaku IKM dan masyarakat umum di wilayah Sumatera Selatan,” ujar Gati. Acara e-Smart IKM 2019 menghadirkan para stakeholder yang merupakan pihak dari marketplace, perbankan, financial technology, dan perusahaan Enterprise Resource Planning (ERP) untuk IKM. Dan juga berkolaborasi dengan aplikasi Point of Sale (POS), apliaksi promosi digital, dan teknologi informasi yang akan mengedukasi melalui format digital yang diakses dengan internet.

Kegiatan ini telah diadakan di Semarang, Makassar, Surabaya, Pontianak, Bogor, dan Denpasar dan selanjutnya akan diadakan di Medan serta Banjarmasin. Dirjen IKMA mengungkapkan bahwa IKM di Sumsel mempunyai potensi untuk berkembang semakin besar dan dapat dikembangkan lagi dengan memanfaatan teknologi digital. Hingga tahun 2018, jumlah IKM di Bumi Sriwijaya tercatat sebanyak 65.682 unit usaha dengan total penyerapan tenaga kerja mencapai 216.824 orang.

Sumsel mempunyai SDM yang besar pada sektor IKM salah satunya adalah unsur kreativitas kerajinan tangan dan sandang salah satunya adalah kain songket. dan beberapa produk unggulan lainnya yaitu  kerajinan kayu, rotan, anyaman, keramik, jumputan serta makanan khasnya seperti pempek, pindang, dan kerupuk ikan.

Melalui program e-Smart IKM Kemenperin memiliki target sebanyak 10 ribu pelaku IKM dari berbagai sektor untuk bisa masuk ke pasar online selama periode tahun 2017-2019, dan terdiri dari sektor industri makanan dan minuman, logam, furnitur, kerajinan, fashion, herbal, kosmetik, serta industri kreatif.

Program e-Smart IKM yang diinisisasi Kemenperin pada dua tahun lalu sudah bekerja sama dengan beberapa e-commerce di Indonesia, seperti Bukalapak, Tokopedia, Shopee, BliBli, Blanja.com, Ralali, dan Gojek Indonesia.  Menurutnya perubahan proses jual beli konvensional menjadi jual beli online saat ini memang semakin marak di Indonesia sehingga  e-commerce menjadi tantangan sekaligus menjanjikan potensi yang besar pula.