Jakarta, MNEWS.co.id – Kemenkop dan UKM memfasilitasi 20 KUKM dari delapan provinsi untuk ikut memeriahkan acara SIAL (Salon International de l’alimentation) Interfood 2018, 21 – 24 November 2018, di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta.
SIAL Interfood 2018 diikuti 1.000 peserta dari 35 negara. Selain Indonesia, terdapat pula stand asal negara-negara sahabat, seperti Tiongkok, Korea, Turki, Polandia, Belgia, Italia, Jepang, dan lain-lain, yang menawarkan beragam produk olahan hingga bumbu masak.
“Kemenkop dan UKM mendukung penuh penyelenggaraan SIAL Interfood 2018, dukungan itu antara lain berupa fasilitasi bagi 20 KUKM yang berasal dari delapan provinsi,” kata Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kemenkop dan UKM, Victoria br Simanungkalit, pada keterangan tertulis yang diterima MNEWS, Senin, (26/11/18).
Ke delapan provinsi itu adalah DKI Jakarta (2 KUKM), Banten (1 KUKM), Jawa Barat (7 KUKM), Jawa Tengah (1 KUKM), Jawa Timur (5 KUKM), D I Yogyakarta (2 KUKM), Maluku (1 KUKM), dan Kalimantan Timur (1 KUKM).
Lebih lanjut Victoria menguraikan, 20 KUKM itu menampilkan produk makanan dan minuman, seperti kacang kenari (Natsepa), olahan tepung singkong (Ladang Lima), cokelat (Cokelat Ndalem & Mones Chocolate), moci ice cream (Momochi), bawang goreng (Bawang Bawuk & Gari Gari), dan masih banyak lagi.
Hasil transaksi retail selama pameran yang berlangsung empat hari itu mencapai Rp 208 juta dan order potensial sebesar Rp. 2,5 miliar dari buyer internasional yang berasal dari China, Thailand, Taiwan, Malaysia, Hongkong dan Korea.
Victoria menyampaikan, dukungan pemerintah dalam bentuk fasilitasi pameran diharapkan dapat memperluas jaringan pemasaran produk KUKM khususnya sektor makanan dan minuman.
“Pemerintah saat ini sangat fokus pada revolusi industri 4.0, di mana salah satu sektor utamanya adalah makanan dan minuman. Industri makanan dan minuman mempunyai peranan penting dalam pembangunan sektor industri terutama kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) industri non migas. Dimana peran subsektor industri makanan dan minuman yang terbesar dari subsektor lainnya yaitu sebesar 34,33% pada tahun 2017,” katanya.
Pada kesempatan tersebut Victoria juga melakukan dialog dengan para KUKM yang difasilitasi di stand Kementerian Koperasi dan UKM, terkait pengembangan desain kemasan, sertifikasi produk dan harapan dukungan pemerintah bagi pengembangan usaha KUKM.
Ke depannya, Victoria menyarankan KUKM agar lebih memperhatikan sertifikasi produk seperti merek, ISO, dan HACCP untuk kemanan konsumen dan mempermudah KUKM dalam melakukan ekspor. Ia juga menganjurkan KUKM agar dapat bekerjasama dengan Koperasi petani dalam penyediaan bahan baku produknya.