Ilustrasi. Foto: mastel.id
Ilustrasi. Foto: mastel.id

Jakarta, MNEWS.co.id – Potensi industri digital di Indonesia sangat besar, volume ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai USD 130 Miliar dengan angka pertumbuhan per tahun mencapai 50 persen. Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo telah mendeklarasikan visi Indonesia sebagai “The Digital Energy of Asia” di Silicon Valley, pertengahan Februari 2016.

Sejalan dengan itu, Kementerian Kominfo berupaya memfasilitasi penciptan 1000 perusahaan baru dengan total valuasi bisnis senilai USD 10 Miliar pada tahun 2020 melalui Gerakan 1000 Startup Digital.

“McKinsey akhir tahun lalu, menyebut Indonesia sebagai negara dengan pertumbahan ekonomi digital tercepat di dunia. Setidaknya program ini berkontribusi sehingga bisa dikenal dunia bahwa Indonesia memiliki potensi besar (dalam ekonomi digital),” tuturnya.

Menurut Lis Sutjati, Staf Khusus Menteri Kominfo Bidang Ekonomi Digital, ekonomi digital bukan soal teknologi baru, melainkan tatanan dunia baru. Oleh karena itu, pembangunan ekosistem ekonomi digital perlu didukung dengan keberadaan perusahaan rintisan yang berkualias dan memberikan dampak positif dengan menyelesaikan permasalahan besar di Indonesia. 

“Gerakan ini bukan sekolah, tapi merupakan upaya untuk menciptakan ekosistem ekonomi digital. Apalagi di Indonesia masih banyak peluang untuk membuat solusi dari permasalahan sehari-hari, mulai dari pertanian sampai pendidikan dan kesehatan,” ungkap Staf Khusus Menteri Kominfo Bidang Ekonomi Digital itu.

Lis Sutjiati membuka rahasia di balik ide Gerakan 1000 Startup Digital yang terinspirasi dari salah satu perusahaan teknologi global di Silicon Valley. Ia menanyakan kenapa perusahaan global itu memperkerjakan orang-orang dari 300 etnis yang ada di dunia. 

“Ada di Google the best of the best talent. Di sana karyawannya terdiri dari 130 suku bangsa. Kok banyak banget? Katanya agar selalu berada di depan, mereka harus menciptakan 1000 perbaikan setiap hari, tiada harus inovasi. Dan diversity yang ada dikelola agar selalu berkembang banyak kreatifitas dan inovasi baru. Bayangkan kita punya 13 ribu suku bangsa. Jika dikelola dengan baik tentu luar biasa,” kisahnya.

Target gerakan yang dikemas dengan pendekatan baru, menurut Lis Sutjiati untuk menjaga dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi digital yang sudah pesat beberapa tahun terakhir. “Termasuk nantinya matchmaking dengan VC (Venture Capital) untuk mendorong pengembangan pendanaan bagi startup,” tambahnya.