Jakarta, MNEWS.co.id – Transformasi digital Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dibagi menjadi empat fase menurut CISCO APAC SMB Digital Maturity Index tahun 2019, yang pertama adalah Digital Indifferent dimana bisnis sudah mulai tanggap terhadap perubahan pasar, namun belum memanfaatkan teknologi digital apapun.
Fase berikutnya adalah Digital Observer, yang merupakan fase dimana bisnis sudah mulai menggunakan teknologi digital secara taktis, dan lebih fokus pada proses otomatisasi untuk menghasilkan efisiensi. Fase ketiga adalah Digital Challenger, yakni dimana bisnis sudah menggunakan teknologi digital secara strategis dan proses utama dalam pengoperasian bisnis sudah terotomatisasi dengan baik.
Puncaknya adalah fase dimana bisnis sudah didukung dengan kemampuan analitik yang mumpuni dan terotomatisasi secara keseluruhan dalam pengoperasian bisnisnya. Pada fase yang disebut dengan Digital Native ini, bisnis telah siap untuk menciptakan inovasi yang berkelanjutan dengan strategi digitalisasi yang terintegrasi.
Dalam mewujudkan transformasi digital, konektivitas menjadi salah satu aspek yang paling berpengaruh. Saat ini, pengguna internet di Indonesia sudah menembus angka sekitar 150 juta atau sekitar 56% dari jumlah penduduk total. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu yang hanya berkisar 147 juta. Angka ini terus menunjukkan pertumbuhan yang positif setiap tahunnya.
Sharif Lukman Mahfoedz, Group Head Enterprise Product and Marketing, PT XL Axiata Tbk meyakini bahwa UMKM memiliki peran penting bagi perekonomian Indonesia. Didukung oleh konektivitas digital yang tinggi, UMKM dapat berkembang lebih pesat untuk mendongkrak perekonomian nasional.
“XL Axiata juga terus berinovasi dalam memberikan akses konektivitas yang baik bagi rekan UMKM, tidak hanya itu, wujud nyata kami lainnya juga ikut berpartisipasi aktif untuk mendukung transformasi digital ini. Salah satunya melalui Mekari Conference ini,” ucap Sharif Lukman dalam siaran pers yang diterima MNEWS di Jakarta, (28/4/2019).
Mekari Conference, yakni sebuah konferensi untuk UKM di Indonesia yang bertempat di The Kasablanka Hall, Mall Kota Kasablanka beberapa waktu lalu turut mendukung transformasi digital UMKM di Indonesia. Dalam konferensi ini, ada lebih dari 35 pembicara berlatarbelakang CEO, Founders, Executives dari sektor pemerintah, UKM, startup, korporasi, hingga investor di Indonesia. Mekari memiliki misi untuk meningkatkan daya saing UKM Indonesia melalui teknologi, karena melihat minimnya adopsi teknologi pada industri UKM Indonesia dan ketertinggalan dalam pemanfaatan teknologi dibandingkan dengan negara lain.
“Kami senang melihat animo para pelaku bisnis UKM, dimana lebih dari 2,000 peserta hadir di Mekari Conference 2019. Antusiasme peserta di acara ini menjadi indikasi bahwa UKM Indonesia memang ingin bertransformasi dan go digital untuk memajukan bisnisnya. Hal tersebut mendorong optimisme Mekari untuk terus berkomitmen dan menjadi wadah bagi UKM Indonesia dalam mempersiapkan dan mengembangkan bisnisnya dengan memanfaatkan kemajuan teknologi digital,” tutup Suwandi Soh.