Ilustrasi. Foto: DEKA Marketing Research.
Ilustrasi. Foto: DEKA Marketing Research.

Tangerang, MNEWS.co.id – Pemerintah berupaya untuk mendorong pemanfaatan teknologi digital guna meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia. Transformasi digital yang tengah berlangsung diarahkan agar pemanfaatan teknologi menjadi solusi permasalahan kehidupan sehari-hari. Targetnya, bisa meningkatkan pendapatan masyarakat dan menciptakan lapangan kerja baru. 

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan menyebut GOJEK sebagai contoh mengenai teknologi yang mampu meningkatkan pendapatan masyarakat dan menciptakan lapangan kerja baru. 

“Gojek sekarang sudah hampir Rp130 Triliun nilainya. Kalau calon-calon Unicorn lainnya dari berbagai macam industri seperti dari industri pendidikan, kesehatan, dan sistem pembayaran.  Ini adalah calon-calon yang akan mengikuti kakaknya yang namanya Gojek yang akan juga nilainya di atas Rp13 Triliun,” papar Semuel A. Pangerapan dalam Rakornas Investasi bertema Ekonomi Digital bagi Peningkatan Ekonomi Masyarakat di ICE BSD, Tangerang, Selasa (12/3/2019) dilansir dari Kominfo.

Dirjen Semuel menyatakan banyak manfaat ekonomi yang bisa dikembangkan dengan kehadiran aplikasi digital. Termasuk peningkatan pajak penghasilan sebagai pemasukan negara. 

“Perusahaan GOJEK sendiri pun sudah memiliki 5000 karyawan dengan rata-rata pendapatannya Rp20 juta setiap bulan. Impact terhadap pajak penghasilan ini tinggi,” jelasnya seraya menyatakan saat ini GOJEK bagus untuk dicontoh karena sudah bermain di kancah internasional level Asia Tenggara.

Menurut Dirjen Aptika di era digital saat ini ide adalah kapital. Oleh karena itu, Dirjen Aptika mengharapkan perkembangan digital bisa semakin dimaksimalkan penggunaannya. 

“Kemudahan dan solusi yang ditawarkan oleh platform online ini semakin mempermudah masyarakat meningkatkan ekonominya. Hanya di era digital kemudahan berbisnis bisa di dapatkan. Dulu kalau kita mau buka toko, orang harus punya warung atau nyewa. Sekarang kita hanya punya handphone dan tinggal buat toko online,” papar Dirjen Semuel.

Gerakkan UMKM dan Pasar Tradisonal 

Selain mengandalkan startup digital, Kementerian Kominfo juga berupaya memfasilitasi transformasi digital untuk pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan pasar tradisional. 

Melalui program UMKM Go Digital, Pemerintah mengajak para pelaku usaha yang memiliki toko di pasar-pasar dapat mengikuti jejak bisnis startup dengan menjual barang dagangnya secara online.

“Pemerintah punya affirmative policy, bagaimana mereka yang kecil-kecil ini punya benefit dari teknologi digital. Kami ke pasar, Pasar Tebet kemarin, kami akan uji coba ke 132 pasar lain, apa yang kami lakukan? Kami mengenalkan,” tutur Dirjen Aptika.

Pemerintah, menurut Semuel mengajak para pedagang di pasar sembari menunggu para pembeli, mereka juga bisa memasarkan produk yang mereka jual melalui platform digital. 

“Ini akan meningkatkan potensi revenue mereka. Kita juga akan memperkenalkan teknologi digital dan juga cashless society,” tuturnya.

Indonesia memiliki peluang pertumbuhan ekonomi digital Indonesia yang besar. Menurut Presiden Joko Widodo, jumlah UMKM di Indonesia sebanyak 56 juta menjadi salah satu penopangnya. Namun demikian, Presiden memandang masih banyak tantangan yang dihadapi oleh UMKM ini, antara lain, yang berkaitan dengan membangun brand, desain yang mengikuti keinginan pasar, pengemasan produk yang menarik hingga permodalan dan akses masuk ke pasar.