Hasil Uji Petik PMK3I ditandatangani oleh Deputi Infrastruktur Bekraf, Hari Sungkari dan Bupati Deli Serdang Ashari Tambunan. (Foto: portal.deliserdangkab.go.id)
Hasil Uji Petik PMK3I ditandatangani oleh Deputi Infrastruktur Bekraf, Hari Sungkari dan Bupati Deli Serdang Ashari Tambunan. (Foto: portal.deliserdangkab.go.id)

Deli Serdang, MNEWS.co.id – Kabupaten Deli Serdang memiliki beragam potensi daerah, terutama pada sektor ekonomi kreatif. Wilayah yang luas dan sumber daya manusia yang tinggi didukung oleh infrastruktur transportasi dan komunikasi yang memadai merupakan modal besar bagi pengembangan sektor ekonomi kreatif. Berdasarkan faktor tersebut, Deli Serdang menjadi Kabupaten/Kota ke 57 yang masuk kedalam program Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia (PMK3I) Bekraf.

Sejak tanggal 14 hingga 16 Maret 2019, Kedeputian Infrastruktur Bekraf telah menurunkan Tim PMK3I dan Tim Asesor untuk melakukan self assessment guna menentukan subsektor ekonomi kreatif (ekraf) apa yang akan menjadi potensi unggulan di Kabupaten Deli Serdang setelah sebelumnya didapat 4 subsektor ekraf yang menjadi pertimbangan, yaitu kriya, seni pertunjukan, kuliner, dan fesyen.

Uji Petik PMK3I merupakan proses in depth interview dan bottom up scale tim asesor bersama dengan ke empat aktor ekraf (quadruple-helix) yaitu Pemerintah Daerah, Komunitas Kreatif, Akademisi, dan Pebisnis dari daerah tersebut guna menghitung nilai ekonomi yang dihasilkan oleh setiap subsektor ekraf. Selain itu membandingkan daya ungkit serta multiplayer effect baik secara backward maupun forward linkages. Hasil dari uji petik PMK3I ini adalah penetapan satu subsektor ekraf unggulan dari daerah tersebut yang kemudian akan dijadikan  acuan pengembangan ekonomi kreatif untuk pemerintah kabupaten/kota dalam menentukan kebijakan pengembangan ekonomi kreatif.

Dari uji petik Kabupaten Deli Serdang tersebut, didapatlah hasil sebagai berikut:

  • Subsektor Kuliner di Kabupaten Deli Serdang terdapat dua jenis model ragam olahan kuliner yang unik yaitu keripik dan empeng. Aktor yang terlibat di subsektor ini sudah melibatkan komunitas dan pemerintah. Potensi dalam proses kreasi terutama dalam desain produknya masih rendah, akan tetapi kreasi dalam varian makanan dan minuman dirasa cukup memadahi. Proses produksi sudah menggunakan peralatan yang semi modern namun higienitasnya belum terjaga. Distribusi dari produk kuliner sebagian sudah dipasarkan melalui media online terutama kuliner keripik;
  • Subsektor Kriya yang menonjol di Kabupaten Deli Serdang adalah kerajinan gerabah dan batik cap-tulis yang sebagian sudah memanfaatkan pewarnaan alam. Pewarnaan alam diambil dari material mangrove dan kulit jengkol. Dari sisi proses, pengerajin kriya memiliki kekuatan di sisi kreasi dan produksi. Mereka membuat inovasi motif yang beragam dengan skala produksi yang cukup besar. Sebagian besar pengerajin kriya terkendala pengadaan bahan baku karena masih mengandalkan bahan baku dari Jawa;
  • Subsektor Fesyen masih terbatas sehingga kegiatan fesyenpun masih tergolong kecil. Hal ini dikarenakan pelaku fesyen merupakan pelaku yang berasal dari subsektor kriya. untuk proses kreasi masih sangat minim desainer fesyen. Untuk produksi cukup baik karena sebagian besar sudah mempunyai workshop/rumah produksi;
  • Subsektor Seni Pertunjukan yang menonjol di Kabupaten Deli Serdang adalah kesenian tarian yang berasal multi kultural diantaranya Melayu-Karo-Simalungun sebagai etnis yang keberadaannya dominan. Beserta etnis pendatang lainnya, diantara etnis Jawa, Sibolga, Pak-Pak Diari, Tionghoa. Terdapat beberapa jenis tarian yang mewakili keberagaman etnis Mewakili Etnis Melayu di antaranya: Serampang 12, Mak Inang Pulau Kampai, Mak Inang Pak Malau, Kuala Deli, Hitam Manis, Tanjung Katung, Anak Kalah, Cik Mina Sayang, Sri Langkat, Ronggeng Deli. Mewakili Etnis Karo, di antaranya: Pisau Surit, Terang Bulan, Perkolong-kolong. Kabupaten Deli Serdang memiliki 131 sanggar yang tersebar di 22 Kecamatan. Subsektor Seni Pertunjukan Kabupaten Deli Serdang sangat kuat di sisi konservasi karena berangkat dari sejarah daerah dan para pelaku secara sadar dan menempatkan diri sebagai pihak yang melakukan konservasi.  Sedangkan di sisi kreasi dan produksi kuat karena ragam jenis tarian yang dikembangkan cukup banyak yang berasal dari tari tradisi.


Hasil tersebut di atas menunjukkan bahwa kondisi dan potensi ekosistem ekonomi kreatif Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2019 memiliki kekuatan terbesar pada subsektor seni pertunjukan, maka hasil uji petik PMK3I pun menentukan bahwa Subsektor Seni Pertunjukan dipilih sebagai subsektor unggulan dari Kabupaten Deli Serdang yang kemudian diajukan menjadi bagian dari sistem Ekonomi Kreatif Nasional.

Program Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia (PMK3I) merupakan salah satu program unggulan dari Deputi Infrastruktur Bekraf yang bertujuan untuk membangun “Sistem Ekonomi Kreatif Indonesia” guna memetakan potensi dan tantangan yang dihadapi dalam pengembangan ekonomi kreatif di daerah. Info lebih lanjut mengenai program ini, bisa dilihat pada tautan www.kotakreatif.id.