Ilustrasi Desa Wisata. Foto: Pexels.
Ilustrasi Desa Wisata. Foto: Pexels.

Yogyakarta, MNEWS.co.id – Desa wisata sebagai salah satu destinasi pelancongan mengundang banyak wisatawan domestik dan mancanegara. Potensi turisme ini tentu tidak bisa diremehkan, mengingat desa wisata bisa menjadi salah satu muara mengalirnya perekonomian dari sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Dilansir dari Antara, pengamat ekonomi Cyrillus Harinowo Hadiwerdoyo menilai desa wisata dapat menjadi salah satu tumpuan bagi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia.

“Rata-rata pendapatan devisa dari satu wisatawan mancanegara (wisman) adalah 1.100 dolar AS. Itu 100 persen masuk Indonesia, ini masuk ke UMKM,” ujar Cyrillus, sebagaimana dilansir dari Antara, dalam forum “Kafe BCA on The Road” bertema pengembangan turisme di Yogyakarta, Minggu, (24/9/18).

Pada 2018, kata Cyrillus, kunjungan wisman yang masuk ke Indonesia diharapkan mencapai 17 juta, sehingga potensi pemasukan devisanya mencapai 18,7 miliar dolar AS, dengan asumsi rata-rata pendapatan devisa dari satu wisman sebesar 1.100 dolar AS.

“Mungkin selama 2018 ini kita akan mencapai di atas 16 juta, mudah-mudahan 17 juta turis. Target 2019 yang mencapai 20 juta turis,” ujarnya.

Yogyakarta, lanjut dia, membuka potensi penambahan jumlah wisman tinggi. Gunung Kidul saat ini menjadi salah satu destinasi teratas bagi turis yang datang ke Yogyakarta, dengan daya tarik utama Goa Pindul dan kawasan pantainya.

“Pendapatan per bulan Rp500-Rp600 juta. Ini hasil konkrit masyarakat. Jadi ini satu dampak ekonomi luar biasa,” paparnya.

Dalam kesempatan itu, Cyrillus meminta pemerintah daerah setempat terus melakukan pengembangan infrastruktur lebih lanjut, yaitu jaringan listrik dan sumber air bersih jika ingin seperti daerah wisata lainnya seperti di Nusa Dua, Bali atau Lombok Selatan, NTB.

Sumber: Antara