Ilustrasi Startup. Foto: Unsplash.
Ilustrasi Startup. Foto: Unsplash.

Jakarta, MNEWS.co.id – Dunia startup di Indonesia telah menarik perhatian banyak investor internasional dan perusahaan, karena banyak peluang besar yang tersedia di pasar Indonesia. Tech in Asia sebagai ekosistem startup terbesar dan paling menjanjikan di Asia Tenggara tahun ini, hadir dengan konferensi ‘Tech in Asia Jakarta 2018’ yang akan membuka kesempatan bagi wirausaha Indonesia dalam memperluas jaringan, memperoleh insight dan tren baru di dunia bisnis Internasional.

Pada kesempatan ini, Bank DBS Indonesia pun ikut serta sebagai salah satu pembicara utama di dalam sesi ‘Make Your Revenue Forecasting Reliable’. Director PT Bank DBS Indonesia, Rudy Tandjung, mengatakan bahwa penggiat startup bisa memprediksi pendapatan secara akurat dengan mengelola pengeluaran melalui efisiensi biaya, salah satunya adalah dengan penggunaan co-working space.

“Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh penggiat startup dalam memprediksi pendapatan yang akan diperoleh secara akurat adalah dengan mengelola pengeluaran melalui efisiensi biaya. Salah satu contoh yang dapat diambil adalah penggunaan co-working space yang lebih efisien secara biaya dibandingkan menyewa satu ruangan kantor dalam suatu gedung perkantoran. Selain efisiensi biaya, menggunakan co-working space juga bermanfaat dalam membuka kesempatan bertemu dengan pebisnis lainnya demi memperluas jejaringan,” ujar Rudy Tandjung, di JCC Senayan pada Selasa, (23/10/18).

Indonesia menempati urutan keenam dalam daftar negara di dunia dengan jumlah startup terbanyak menurut website Startup Ranking. Data terbaru (Oktober 2018) menunjukkan, tercatat total startup Indonesia mencapai 1.923 startup, menempatkan Indonesia di urutan keenam di bawah Amerika Serikat (45.759 startup), India (5.710 startup), Inggris (4.812), Canada (2.397) dan Jerman (1.942). Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan bahwa perkembangan startup yang pesat itu juga mendorong perekonomian dan keuangan negara.

Di antara tantangan yang dihadapi startup dalam mengelola bisnis, terkait prediksi yang akurat akan arah bisnis dan memastikan startup menemukan praktik terbaik dalam mengatasinya. Sedikit berbeda dengan dunia usaha pada umumnya, para penggiat startup seringkali lalai membuat prediksi yang akurat dan dapat diandalkan dalam mengelola pengeluaran agar keuntungan meningkat.

Melalui sesi seminar yang bertemakan ‘Make Your Revenue Forecasting Reliable’, Rudy Tandjung selaku Director PT Bank DBS Indonesia menyampaikan upaya menekan pengeluaran yang sejalan dengan perkiraan bisnis secara akurat. Lebih lanjut Rudy menjelaskan, upaya kerja sama dengan perusahaan atau institusi perbankan bisa menjadi salah satu kunci meningkatkan produktivitas dan efisiensi sumber daya manusia.

“Sebagai contoh, apabila suatu startup memiliki lima anggota tim maka peran akuntan tidak begitu diperlukan dan dapat mempertimbangkan menggunakan accounting software. Upaya yang dapat dipertimbangkan adalah bekerja sama dengan perusahaan atau institusi perbankan besar untuk keperluan finansial perusahaan. Penggunaan digital banking untuk perusahaan dapat menghemat biaya dan waktu, yang sepantasnya dicurahkan dalam membangun startup. Pemilihan mitra perbankan juga patut diperhatikan, tidak hanya mitra perbankan yang dapat memberikan manfaat transaksional, tetapi juga mampu memberikan akses dalam mengembangkan bisnis, memperluas jaringan, serta mampu memberikan insights terkait industri dan bisnis, seperti platform yang disediakan oleh Bank DBS yaitu, DBS Business Class,” pungkasnya.

DBS Business Class adalah platform yang membantu wirausahawan dalam mengembangkan bisnis dan jaringan, menerima tren pasar terbaru, dan mendapatkan akses eksklusif ke komunitas ahli bisnis Asia yang berpengetahuan luas. Terhubung dengan penasihat bisnis DBS dan menghadiri networking event untuk bertemu dengan influencer utama dalam bisnis, termasuk pemodal venture, DBS SME specialist, dan rekan industri dari seluruh Asia. Informasi mengenai DBS Business Class bisa diakses di go.dbs.com/businessclassid.

‘Tech in Asia Jakarta 2018’ merupakan konferensi tahunan yang diselenggarakan tidak hanya di Indonesia tetapi juga di Singapura dan Tokyo yang mempertemukan lebih dari 13.000 individu dari komunitas teknologi Asia seperti startup, investor, talenta teknologi, perusahaan, lembaga pemerintah, dan banyak lagi. Konferensi Tech in Asia menampilkan tren dan wawasan dari para pemimpin industri, serta berbagai peluang.