Pelaku UMKM di Batam. (Foto: Antara)

MNEWS.co.id – Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) mengajak pelaku usaha kreatif dan UMKM di Batam untuk lebih agresif menggaet market internasional, khususnya negara-negara ASEAN yang terdekat seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Kamboja maupun Vietnam.

Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan, untuk negara Singapura misalnya. Banyak potensi market yang bisa digarap UMKM Batam. Mulai dari usaha oleh-oleh, kuliner, fesyen, hingga groceries.

“Kita juga musti lihat bagaimana karakter wisatawan Singapura yang datang ke Batam. Kebanyakan dari mereka ini merupakan turis residence, yang menghabiskan akhir pekannya ke Batam. UMKM bisa menyediakan segala kebutuhan mereka,” imbuh Teten saat berdiskusi dengan pelaku UMKM yang tergabung dalam komunitas Kreatif ICCN (Indonesia Creative City Network) Kepulauan Riau di Batam beberapa waktu yang lalu.

Selain itu, lanjut Teten, UMKM Batam juga bisa menangkap peluang dengan melakukan re-ekspor ikan hias. Mengingat Singapura menjadi salah satu negara terbesar ekspor ikan hias air tawarnya sebagai komoditas utama.

“Tidak masalah untuk re-ekspor kita bisa belajar dari Singapura, untuk kemudian kita garap di Indonesia dengan potensi lautnya yang lebih besar. Karena Singapura juga mere-ekspor ikan hias alaminya dari Malaysia juga Indonesia. Bukan hanya konsumernya saja yang dibidik, tapi juga pebisnis Singapura,” ucapnya.

Saat ini, sambung Teten, Kemenkop UKM sudah merumuskan UMKM ini akan fokus di dua hal. Yaitu UMKM berbasis kreativitas atau custom dan yang berbasis teknologi.

“Kedua-duanya ini diperlukan komunitas untuk men-develope-nya. Itu kenapa UMKM sangat penting punya komunitas kreatif. Karena dari sana ide-ide cemerlang bisa berkembang,” kata MenKopUKM.

Tak hanya itu, meski saat ini Indonesia baru di tahap teknologi generasi kedua atau Web 2.0, namun pelaku usaha sudah harus bersiap menuju teknologi generasi ketiga atau Web 3.0, dan UMKM diminta harus mampu beradaptasi.

“Sangat sayang dengan akar budaya dan kuliner Indonesia terbanyak di dunia dari Aceh sampai Papua kalau tidak kita explore. Kreativitas ini yang bisa kita manfaatkan untuk siap masuk ke disrupsi generasi ketiga Web 3.0,” tekannya.

Dalam membantu UMKM, Kemenkop UKM juga punya sejumlah platform yang bisa dimanfaatkan UMKM untuk bisa berkembang dan menyasar market yang lebih besar hingga ekspor. Seperti Smesco yang kini bertransformasi sebagai sayap dagang. Menjadi agregator membantu UMKM ekspor ke Singapura dan Malaysia, hingga ke Taiwan.

Selanjutnya, Kemenkop UKM juga memiliki program kontainer berjadwal, sebagai upaya membantu UMKM melakukan ekspor di tengah terbatasnya jumlah dan mahalnya harga kontainer, terutama di saat pandemi. 

“Sudah ada di Jawa. Kontainer terjadwal ini bisa dijadikan jaringan distribusi. UMKM bisa ekspor borongan, tanpa harus ekspor kecil-kecil seperti jastip. Misalnya cuma kirim 100 kilo bisa digabung dengan barang lain, jadi biayanya lebih murah. Jangan kita jadi UMKM yang gaya-gayaan ekspor tapi malah tekor,” imbau Menteri Teten.

Bagi UMKM Batam, tegas Menteri Teten, Kemenkop UKM secepatnya sedang merumuskan untuk lebih banyak lagi menyelenggarakan event-event yang bisa mendatangkan masyarakat Singapura, Malaysia, Thailand, maupun Vietnam untuk datang ke Batam.

“Ambil contoh di Banyuwangi, total dalam sebulan mereka ada 120 event, per 2 hari ada event. Sengaja membuat turis area untuk datang berkunjung dan belanja,” tuturnya.

Di kesempatan yang sama, Deputi Bidang UKM Kemenkop UKM Hanung Harimba Rachman mengajak seluruh pelaku usaha kreatif Batam untuk tergabung dalam platform SMEsta.id yang berorientasi untuk produk ekspor. Di mana dalam platform tersebut juga menggelar business matching dari berbagai investor tak hanya ASEAN tapi juga negara Amerika Serikat (AS) serta Eropa.

Sementara Deputi Bidang Kewirausahaan Kemenkop UKM Siti Azizah mengajak para pelaku usaha kreatif untuk datang ke PLUT yang baru diresmikan di Batam. Di sana dilakukan pendampingan mulai dari bagaimana UMKM go digital, packaging hingga memperoleh berbagai sertifikasi dan NIB (Nomor Induk Bersama).

Direktur Bisnis dan Marketing Smesco Wientor Rah Mada menambahkan, Smesco tengah membantu membuka peluang produk kuliner Indonesia ekspor ke Taiwan, Malaysia dan Singapura. Terutama produk kuliner khas daerah seperti seblak, siomay, batagor, dan pempek.

“UMKM bisa menggunakan semua fasilitas di Smesco segara gratis. Ke depan, untuk produk kuliner kami juga akan membuat cloud kitchen, bisa mengolah dan simpan barang di Smesco. Rencananya di kuartal III tahun ini kami siap membanjiri Malaysia dan Singapura dengan kuliner kemasan dari daerah. Kami sudah buat banyak prototype-nya,” ungkap Wientor.