Mahasiswa ITS pengembang aplikasi e-Trash. (Foto: dok Humas ITS)

Surabaya, MNEWS.co.id – Masa pandemi Covid-19 nyatanya tak hanya berdampak pada perekonomian masyarakat, tetapi juga masalah sampah yang lambat laun semakin meningkat. Tak mau berdiam diri, tiga mahasiswi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) pun mencetuskan sebuah aplikasi berbasis web bernama E-Trash sebagai solusi untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut.

Ketiga mahasiswi yang tergabung dalam Tim Juara tersebut terdiri dari Intan Mey Setyaningrum (Teknik Fisika), Latifatul Fajriyah (Teknik Fisika), dan Fadhila Rosyidatul ‘Arifah (Teknik Material dan Metalurgi).

Sang ketua tim, Fadhila Rosyidatul ‘Arifah menjelaskan, E-Trash merupakan sebuah platform jual beli sampah dan produk recycle yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus membantu mengurangi jumlah sampah di lingkungan.

Mahasiswi yang kerap disapa Intan tersebut menjelaskan bahwa E-Trash diambil dari kata “trash” yang berarti sampah. Mulanya, ide mengenai E-Trash muncul dengan tujuan agar masyarakat dapat dengan mudah menukarkan sampah anorganik atau barang bekas dengan koin yang bisa dikonversikan ke uang tunai.

Untuk menggunakan platform ini, pengguna tidak perlu mengunduh di Playstore, bisa diakses melalui https://www.etrashidn.com. Selanjutnya, pengguna perlu mendaftarkan akun dengan email dan login terlebih dahulu.

Bagi yang berada di wilayah Surabaya, pengguna dapat menjual atau membeli barang dengan enam kategori, di antaranya adalah botol plastik, elektronik bekas, botol kaca, kardus, buku dan koran bekas, serta kayu dan bambu.

“Untuk sistemnya, pengguna hanya perlu menyertakan alamat dan foto sampah yang akan dijual. Selanjutnya, pihak E-Trash akan menghampiri lokasi dan memberikan sejumlah uang kepada penjual,” ujar Intan.

Dalam hal ini, jika barang dari penjual memiliki nominal rupiah yang kecil maka pihak E-Trash tidak bisa melakukan penjemputan. Di platform ini, penjual dapat mengunggah gambar produk, nama produk, deskripsi produk, hingga jumlah stoknya sendiri.

Penjual juga akan mendapatkan uang usai pesanan terselesaikan dan nominalnya akan terpotong sebesar 5 persen dari hasil penjualan produk. Selain menjadi penjual, pengguna juga dapat membeli sampah dan mengetahui detail dari barang yang akan dibelinya. Pembeli dari luar kota pun tidak perlu khawatir karena E-Trash sudah menyediakan sistem rekening bersama.

Platform ini dilengkapi dengan lima fitur menarik. Di antaranya fitur home untuk mencari produk, fitur keranjang untuk mengetahui produk yang ingin dibeli, fitur cash flow untuk mengetahui riwayat keuangan yang telah dilakukan, serta fitur notifikasi untuk menerima pesan dan riwayat transaksi yang telah dilakukan.

Ide Tim Juara ini telah berhasil memperoleh pendanaan dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) di kategori PKM Kewirausahaan dan berhasil menyabet 2nd Runner Up dalam Podium Business Plan Competition 2021. Mereka akan terus mempromosikan E-Trash ke publik.

Ke depannya, Intan berharap E-Trash dapat merangkul mitra seperti bank sampah dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk bekerja sama. Tidak hanya itu, Ia juga ingin agar E-Trash dapat dikenal oleh masyarakat dan dapat melakukan pengembangan fitur.