
Jakarta, MNEWS.co.id – Pandemi Covid-19 yang muncul di Indonesia sejak awal tahun 2020 sangat memukul sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Menurut laporan Suara UKM Negeri 2020, sebanyak 64% usaha kecil dan menengah terkena dampak negatif akibat pandemi tersebut. Terhambatnya bisnis UKM tentu saja berimbas kepada turunnya perekonomian nasional.
Ignatius Eric Saputra, Country Head Ninja Xpress mengatakan, sebagai mitra UKM, Ninja Xpress sejak awal telah menjalankan berbagai program dukungan pengembangan kapasitas UKM untuk mendorong keberlanjutan bisnis mereka selama pandemi.
“Kami terobsesi mendengar suara UKM negeri agar dapat berinovasi menghadirkan program yang tepat guna dan tepat sasaran. Laporan ini kami harapkan dapat menjadi acuan tidak hanya bagi Ninja Xpress, tetapi mitra UKM lainnya agar melakukan penyesuaian dengan kebutuhan serta permintaan yang ada di lapangan,“ tutur Ignatius dalam siaran pers Senin (28/12/2020).
Dalam Laporan “Suara UKM Negeri 2020” dipaparkan, dari seluruh responden, 60% mengalami penurunan pendapatan, dan 50% memiliki kendala keterbatasan modal untuk menjalankan usahanya. Sedangkan dalam isu logistik, sejak pemberlakukan peraturan PSBB, 45% UKM mengeluhkan waktu pengiriman menjadi lebih lama, dan 21% merasakan tantangan biaya pengiriman yang jadi semakin mahal.
Fakta menarik lainnya terkait pengembangan SDM, 40% UKM belum menyadari betapa pentingnya pengembangan SDM bagi bisnis mereka di tengah krisis pandemi yang terjadi.
Luhur Pradjarto selaku Staff Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) mengatakan, kontribusi UMKM sangat besar bagi perekonomian negara, penyerapan tenaga kerja mencapai 97% dari total 120,5 juta tenaga kerja. Sektor usaha mikro merupakan sektor usaha paling lincah di industri, dapat beradaptasi dengan cepat dengan permintaan pasar.
“Kondisi ini membuat pengusaha-pengusaha membutuhkan bimbingan dari para pelaku usaha di industri digital dari berbagai sektor untuk membantu mereka, mentransfer ilmu yang aplikatif, agar bersama-sama mampu mendongkrak kembali perekonomian nasional secara menyeluruh,” ungkap Luhur.
Untuk mengatasi beberapa masalah ini, pelaku UKM mengharapkan bantuan yang tepat dari pihak eksternal. Dalam hal pemasaran, 57% UKM mengharapkan bantuan untuk melakukan promosi menggunakan iklan Facebook/Instagram dan 56% menginginkan bantuan penggunaan influencer untuk mempromosikan produknya.
Terkait bantuan finansial, 51% UKM mengharapkan bantuan berupa tambahan modal atau pinjaman modal usaha, dan 38% pemilik UKM dalam sektor fesyen menyatakan bahwa mereka butuh pinjaman modal usaha berbunga rendah.
Sedangkan dari sisi distribusi, dikarenakan banyaknya bisnis yang mengandalkan layanan online, ternyata 57% UKM mengharapkan diskon pengiriman dari layanan kurir langsung untuk konsumennya. Selain itu hampir semua UKM mengharapkan bantuan pendampingan percepatan bisnis untuk mengembangkan sumber daya manusianya.
“Kami berharap kolaborasi masif antar lembaga dapat terus berjalan dan berkembang agar dapat mendorong upaya percepatan ekonomi nasional, sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi digital sesegera mungkin,” tutup Andi Djoewarsa, CMO Ninja Xpress.