Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM)Teten Masduki  mendatangi Istana Kepresidenan, Jakarta (22/10/19). (Foto: Katadata)
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM)Teten Masduki  mendatangi Istana Kepresidenan, Jakarta (22/10/19). (Foto: Katadata)

Jakarta, MNEWS.co.id –  Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menegaskan gerakan UMKM naik kelas yang saat ini menjadi prioritas bukan untuk menciptakan konglomerasi baru. Gerakan ini bertujuan memperkokoh pondasi ekonomi nasional agar tidak terjadi gap yang terlalu besar antara usaha besar dan UMKM.

Teten mengatakan, out put yang diharapkan dari UMKM naik kelas adalah pertumbuhan jumlah wirausaha yang sekarang baru di bawah 1% dan didominasi usaha skala mikro. Padahal prasyarat negara maju jumlah pengusahanya minimal 2%.

“Karena itu, harus ada UMKM naik kelas. Naik kelas itu bukan berarti melahirkan konglomerasi baru tapi untuk menciptakan keadilan ekonomi. Kue ekonomi yang tadinya dikuasai usaha besar dibagi ke UMKM,” katanya.

Strategi untuk mencapai UMKM naik kelas dengan cara membuka akses pasar seluas-luasnya di dalam negeri dan ekspor. Di dalam negeri, dilakukan dengan memprioritaskan produk UMKM untuk pengadaan barang dan jasa K/L. Selain itu, menyasar pasar ekspor, dengan meningkatkan mutu produk agar memenuhi standar global.

“Yang tadinya tidak bisa ekspor, jadi bisa ekspor, yang tidak bisa menguasai pasar dalam negeri akan bisa ekspor. Kami akan memberikan kemudahan-kemudahan dalam berbagai hal dari pembiayaan, pendampingan,” tambahnya.

Dalam mencapai pasar yang lebih luas tersebut, produk UMKM harus mulai memenuhi standar kualitas global. Dengan demikian, produk UMKM otomatis dapat bersaing di dalam negeri dan pasar global. Faktanya saat ini, di dalam negeri produk UMKM bertarung dengan arus produk impor yang masuk melalui e-commerce.

Terkait peningkatan standar mutu, Teten menegaskan harus ada kemitraan antara UMKM dan usaha besar untuk membangun mindset industri di kalangan UMKM.

Nantinya untuk mempermudah ekspor sedang dibahas rencana membentuk kamar ekspor bersama dengan Bea Cukai untuk layanan UMKM. Hal ini dilakukan karena sebenarnya banyak produk UMKM yang bisa ekspor.

Oleh karena itu, Teten mengatakan pelaku UMKM harus memulai usahanya dengan produk yang kompetitif. Ia menyadari perlu market inteligent dan riset pasar yang sulit dilakukan oleh UMKM. Ia meminta agar berbagai organisasi UKM membantu melakukan market inteligent dan riset dan diinformasikan ke pelaku UMKM.