Soft launching Kabupaten Bantul Menuju Kota Craft and Folk Art UCCN, berlokasi di Resto The Ratan, Sewon, Selasa (7/6/2022). (Foto: bantulkab.go.id)

MNEWS.co.id – Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) berkomitmen untuk mendukung Kabupaten Bantul menuju kota kreatif dunia yang tergabung dalam UNESCO Creative Cities Network (UCCN) di bidang kriya dan kesenian rakyat (crafts and folk art).

Dukungan ini diberikan sebagai upaya dalam mendorong kebangkitan ekonomi dengan terbukanya lapangan kerja yang lebih berkualitas di Kabupaten Bantul.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, komitmen ini dimulai dari penetapan Kabupaten Bantul sebagai bagian dari ekosistem Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif Indonesia melalui kegiatan Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia (PMK3I) dengan kriya sebagai unggulannya. 

“Saya mengucapkan selamat dan sukses kepada Kabupaten Bantul yang baru saja mendapatkan penetapan Kata Kreatif Indonesia tahun 2022. Kemenparekraf sebagai focal point nasional untuk UCCN berkomitmen akan mendampingi Kabupaten Bantul agar dapat berjejaring di tingkat global,” kata Sandiaga di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (12/12/2022).

Potensi kriya di Kabupaten Bantul terbilang tinggi di antara kabupaten/kota yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tercatat kurang lebih 70 persen produk kreatif seperti suvenir yang dijajakan di Malioboro berasal dari Kabupaten Bantul. Selain itu, di Bantul ada Institut Seni Indonesia Yogyakarta, komunitas kriya, hingga ragam tradisi yang masih lestari hingga kini.

Indonesia sendiri sudah memiliki empat kota yang mendapat predikat UCCN yaitu Pekalongan kategori kriya dan kesenian rakyat, Bandung kategori desain, Ambon kategori musik, dan Jakarta kategori literatur.

Namun, apabila mendapat legitimasi dari UNESCO tentu akan memberikan dampak yang besar. Tidak hanya pada keberlanjutan dan berkembangnya potensi ekonomi kreatif, tapi juga secara tidak langsung menjadi sarana promosi yang efektif. Dengan begitu minat wisatawan untuk datang ke Indonesia khususnya Bantul akan meningkat dan masyarakat akan lebih sejahtera.

“Jadi tujuan ini sebagai pintu gerbang Kabupaten Bantul untuk menggerakkan perekonomian wilayah khususnya dan perekonomian nasional. Dengan begitu tercipta lapangan kerja yang lebih luas,” ujar Sandiaga.

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengaku pertumbuhan ekonomi di bidang kriya dan kesenian rakyat di Kabupaten Bantul sebetulnya sudah relatif mapan. Namun, apabila bisa masuk ke dalam jaringan kota kreatif dunia, maka pertumbuhan ekonomi Bantul tentunya akan lebih inklusif dan berkelanjutan. 

Dalam rangkaian proses menuju UNESCO Creative Cities Network (UCCN) di bidang kriya dan kesenian rakyat, Pemerintah Kabupaten Bantul bersama seluruh pemangku kepentingan menyelenggarakan berbagai kegiatan mulai dari seminar, festival, pameran, hingga pagelaran.

Crafts and folk art ini banyak diproduksi oleh masyarakat khususnya pelaku UMKM. Jadi kalau volumenya meningkat maka pertumbuhan ekonominya makin inklusif. Artinya tidak hanya orang-orang atas yang tumbuh tetapi yang bawah pun ikut tumbuh. Jadi itu maksud dan tujuan di balik kita semangat membawa Bantul ke level dunia,” kata Abdul.