Ilustrasi Kedai Kopi. (Foto: Igor Starkov/Pexels)
Ilustrasi Kedai Kopi. (Foto: Igor Starkov/Pexels)

Jakarta, MNEWS.co.id – Berdasarkan laporan dari Financial Times, jumlah kedai kopi atau atau coffee shop artisan dan gerai kopi di Indonesia meningkat dua kali lipat terhitung dari 2003. Meningkatnya jumlah kedai kopi ini digadang-gadang tak lepas dari tren gaya hidup “ngopi-ngopi” yang sedang menghinggapi masyarakat Indonesia. Untuk bisa bertahan di tengah persaingan usaha gerai kopi ini, pelaku usaha perlu mengetahui kiat sukses dalam mengelola bisnis kedai kopi.

Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM Victoria Simanungkalit, berbagi kunci sukses bagi para pelaku UKM dalam mengelola kedai kopi saat mewakili Menteri Koperasi dan UKM, pada acara Indonesia Coffee Event (ICE) 2020 yang diselenggarakan Specialty Coffee Association of Indonesia (SCAI) di gedung Smesco, Jakarta, Rabu (12/2/20).

Menurut Victoria, ada enam kunci sukses bagi para pelaku UKM dalam mengelola bisnis kedai kopi. Yaitu, produk inovatif dan rasa sesuai dengan lidah konsumen, harga yang kompetitif, tempat yang nyaman dan lokasi strategis, promosi yang tepat dan inovatif, serta inovasi dalam penjualan dan distribusi dengan menggunakan platform ride hailing.

Untuk itu, lanjut Victoria, pihaknya memiliki program dalam mendorong pengembangan bisnis kedai kopi yang dijalankan koperasi dan UKM. Di antaranya, fasilitas skim untuk wirausaha pemula, fasilitasi sertifikasi produk antara lain Merk, Halal, Hak Cipta, HACCP dan ISO, serta pendampingan usaha dan kelembagaan melalui Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) KUKM.

“Termasuk program pelatihan vocational dalam meningkatkan keterampilan,” tandas Victoria.

Bagi Victoria, ICE 2020 tidak hanya sebagai ajang kompetisi tingkat nasional, namun juga menampilkan pameran produk kopi, sarana pendukung usahanya dan bertemunya para pelaku usaha untuk menjalin kemitraan. “Saya berharap, ajang ini dapat memotivasi koperasi dan UKM untuk terus meningkatkan kreativitas dan mengembangkan usahanya,” ucapnya.

Apalagi, lanjut Victoria, minum kopi kini sudah menjadi gaya hidup bagi generasi millennial dan bukan sekedar minuman penghilang rasa kantuk. Saat ini, banyak menjamur kedai kopi yang dikelola UKM. Bahkan di tahun 2019, ada lebih dari 2.937 outlet kedai kopi yang berdiri.

“Hal tersebut membuka peluang kerja baru sebagai barista, professional cupper, sales, dan sebagainya. Berdirinya kedai kopi juga menjadi salah satu pendukung pengembangan pariwisata di daerah. Melalui kedai kopi, kita dapat mengenalkan makanan dan minuman tradisional lainnya yang dapat menarik wisatawan,” papar Victoria.

Bahkan, tahun ini bisnis kedai kopi diperkirakan meningkat seiring dengan naiknya konsumsi domestik kopi Indonesia sekitar 13,9% menjadi 294 ribu ton. Sedangkan pada 2021 diperkirakan akan naik lagi menjadi 370 ribu ton.

Namun demikian, diakui Victoria, konsumsi kopi per kapita masyarakat Indonesia relatif rendah dibanding negara lain, hanya sekitar 1 kilogram per kapita (2018). “Bandingkan dengan Vietnam yang telah mencapai 1,5 kilogram dan Brazil 6,5 kilogram per kapita”, tukas Victoria.