Unit Pendidikan Kemenperin Mampu Produksi 1.700 Botol Hand Sanitizer. (Foto: Kemenperin)
Unit Pendidikan Kemenperin Mampu Produksi 1.700 Botol Hand Sanitizer. (Foto: Kemenperin)

Jakarta, MNEWS.co.id – Unit pendidikan dan lembaga litbang di lingkungan Kementerian Perindustrian mampu membuat cairan pembersih tangan (hand sanitizer) guna meminimalisir penularan Covid-19 yang disebabkan oleh virus korona jenis baru. Inisiatif meracik hand sanitizer muncul karena kebutuhan yang cukup banyak di seluruh satuan kerja Kemenperin.

Balai Besar Kimia dan Kemasan (BBKK), salah satu unit litbang di bawah naungan Badan Penelitian dan Pengembangan (BPPI) Kemenperin yang berlokasi di Jakarta mampu memproduksi hand sanitizer sebanyak 500 liter perhari yang dikemas dalam berbagai ukuran sesuai kebutuhan. Cairan pembersih tangan ini telah didistribusikan untuk kebutuhan di kantor pusat Kemenperin.

“Kami punya alat yang mampu memproduksi langsung (hand sanitizer) sebanyak 100 liter/batch. Bahkan, kami juga akan membuat cairan disinfektan,” tutur Kepala BBKK Wiwik Pudjiastuti sesuai keterangan pers yang diterima pada Rabu (18/3/2020).

Menurutnya, cairan hand sanitizer dan disinfektan yang diramu oleh timnya telah melewati proses riset yang baik. “Pendekatan kami ilmiah, jadi ada keunggulan yang kami buat seperti dengan menggunakan minyak atsiri (essential oil). Minyak Atsiri selain berfungsi sebagai aroma juga menambah efektifitas antimikroba produk ini,” imbuhnya.

Menurut Wiwik, pihaknya telah lama mampu menciptakan kedua jenis produk tersebut. Ke depannya, BBKK berencana menjalin mitra dengan pelaku industri untuk memproduksi secara massal.

Lembaga litbang Kemenperin yang juga memproduksi memproduksi hand sanitizer adalah Balai Riset dan Standardisasi (Baristand) Industri Palembang. Kepala Baristand Industri Palembang, Syamdian mengatakan, unit kerjanya memproduksi sekitar 40 liter produk tersebut untuk digunakan sebagai sarana menjaga kebersihan di lingkungan kerja.

“Rencananya akan dibagikan ke area publik sekitar balai, yaitu masjid, kantor pos, kantor kelurahan, kantor camat, dan sekolah,” ujarnya.

Selain unit litbang, unit-unit pendidikan di Kemenperin di bawah Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) juga memproduksi hand sanitizer.  Salah satunya adalah Politeknik ATI Padang di Sumatera Barat.

“Dalam proses pembuatan hand sanitizer, kami melakukan di laboratorium terintegrasi dengen teaching factory, Program studi Teknik Kimia Bahan Nabati,” kata Direktur Politeknik ATI Padang, Ester Edwar.

Menurut Ester, pihaknya membuat hand sanitizer sendiri lantaran sempat terjadi kelangkaan di pasaran. Dalam proses pembuatannya, Politeknik ATI Padang telah memperhatikan prosedur dan standar yang berlaku bagi kesehatan dan keselamatan.

Ester mengungkapkan, kampus di bawah binaan Kemenperin ini sudah memproduksi sebanyak 1.700 botol hand sanitizer. Cairan pembersih tangan tersebut saat ini digunakan di lingkup Politeknik ATI Padang dan tidak untuk diperjualbelikan.

“Semoga produksi kami ini bisa bermanfaat,” ujarnya. Penggunaan hand sanitizer dinilai mampu menonaktifkan mikroorganisme yang menempel di tangan, dan pemanfaatannya juga disarankan ketika tidak bisa menjangkau air dan sabun.

Apalagi, penyakit Covid-19 saat ini sudah menjadi pandemi global sehingga membuat banyak orang melakukan tindakan preventif. Salah satu cara untuk mencegah penularan virus korona adalah menjaga kebersihan, seperti rajin mencuci tangan dengan air dan sabun.

Unit pendidikan lainnya yang juga memproduksi secara mandiri antara lain SMK SMAK Padang, SMK SMAK Bogor, SMK SMTI Makassar, SMK SMTI Banda Aceh, Politeknik AKA Bogor, Politektnik STTT Bandung, Politeknik ATK Yogyakarta, Politeknik PTKI MEdan, AKOM Bantaeng, AKOM Solo, serta BDI Makassar.