Ilustrasi transformasi digital. (Foto: MARKEY)

Jakarta, MNEWS.co.id – Pemerintah menyadari dampak luas pandemi Covid-19 memaksa dunia melakukan transformasi digital lebih cepat, serta mendorong perubahan industri dan beradaptasi secepat-cepatnya.

Oleh karena itu, transformasi digital harus mendukung pembangunan industri yang inklusif dan berkelanjutan dengan memperbesar partisipasi pelaku UMKM dalam global value chain, memperkuat SDM sektor IKM, mendorong berjalannya ekonomi sirkular, serta mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam.

“Pembangunan industri yang inklusif dan berkelanjutan menjadi kunci, memberikan manfaat bagi industri dalam negeri, menciptakan asas dan kesempatan yang luas dan berkeadilan, khususnya sektor IKM untuk melakukan percepatan transformasi industri 4.0 sehingga bisa naik kelas, semakin maju dan berdaya saing,” ucap Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara Regional Conference on Industrial Development (RCID) ke-2, Rabu, (10/11/21).

Jokowi menekankan pentingnya kelahiran inovasi untuk meningkatkan produktivitas di seluruh rantai nilai global, mendorong kerja sama untuk menjawab tantangan dan mengambil peluang industri 4.0, menciptakan level of playing field di kawasan, membangun platform knowledge sharing bagi negara berkembang untuk belajar dari kawasan yang lebih maju, sehingga industri secara global menjadi semakin cerdas, terhubung, dan terdigitalisasi.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berharap kegiatan ini membuahkan terobosan dalam komitmen percepatan implementasi industri 4.0 untuk sektor manufaktur yang inklusif dan berkelanjutan.

“Visi bersama, semangat kolaborasi, dan langkah kebersamaan menjadi kunci utama kebangkitan sektor industri di kawasan Asia Pasifik, terutama dalam menghadapi pandemi covid-19,” ungkapnya.

Airlangga mengharapkan pelaksanaan RCID ke-2 ini dapat menghasilkan gagasan dan terobosan dalam mempercepat penerapan industri 4.0 di negara berkembang dan kurang berkembang. Khususnya dalam aspek partisipasi UMKM pada global value chain (GVC), penguatan sumber daya manusia UMKM, implementasi sirkular ekonomi, serta optimalisasi penggunaan sumber daya alam melalui industri hijau.

Bagi Indonesia, RCID ke-2 merupakan momentum strategis kepresidenan G20 Indonesia mulai 1 Desember 2021 dengan tema ‘recover stronger, recover together’. Tema tersebut menetapkan visi tidak ada yang tertinggal dan pemulihan dari krisis ekonomi yang disebabkan oleh pandemi bukanlah sebuah kontes. Selain itu, menunjukkan harapan dan kesiapan Indonesia untuk berpartisipasi dalam kemitraan global, sebagai upaya mengatasi dampak pandemi.

“Pemulihan ekonomi pascapandemi covid-19 akan difokuskan pada empat pilar untuk mendorong produktivitas, meningkatkan stabilitas dan ketahanan ekonomi, memastikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, serta memberdayakan lingkungan dan kemitraan,” tambahnya.

Selanjutnya, di bawah Presidensi Indonesia di G20, untuk pertama kalinya isu industri masuk menjadi salah satu isu utama. Hal ini ditunjukkan dengan penambahan sektor industri ke dalam Trade Investment and Industry Working Group (TIIWG) G20.

“TIIWG akan fokus untuk memberikan pemulihan yang kuat bagi ekonomi G20, termasuk dengan membuat kemajuan dalam diskusi G20 tentang industri 4.0, untuk pembangunan industri yang inklusif dan berkelanjutan,” pungkas Airlangga.