Ilustrasi. (Foto: PowerCommerce)

MNEWS.co.id – Dalam era digital yang semakin berkembang pesat seperti sekarang ini, digitalisasi menjadi kata kunci dalam menjalankan bisnis, terutama bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Namun, digitalisasi tidak hanya tentang mengadopsi teknologi terbaru, tetapi juga seharusnya diimbangi dengan peningkatan literasi keuangan.

Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan bahwa optimisme pencapaian target UMKM untuk masuk dalam sistem digital pada tahun ini harus diikuti peningkatan literasi keuangan bagi para pelaku usahanya.

“Optimisme dalam mencapai suatu target memang sangat penting. Namun, lebih penting lagi mempersiapkan para pelaku UMKM dalam menyikapi perubahan sistem dan ekosistem digital yang cepat dan sarat tantangan dalam berbisnis,” ujarnya dalam keterangannya di Jakarta, Senin (9/10/2023).

Pada kesempatan UMKM Digital Summit pertengahan bulan lalu, imbuh Lestari, Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kementerian Koperasi dan UKM optimistis target 24 juta digitalisasi UMKM tercapai pada tahun ini.

Selain menargetkan 24 juta UMKM “on boarding” digital 2023, lanjut Lestari, pemerintah juga mematok angka sebanyak 30 juta UMKM masuk ekosistem digital hingga 2024.

“Kesiapan teknis para pelaku UMKM dalam memasuki ekosistem digital harus dipersiapkan dengan baik,” ucapnya.

Lestari berpendapat bahwa sistem digital perlu dimanfaatkan untuk mekanisme pembiayaan dan transaksi yang merupakan bagian penting dari proses produksi para pelaku UMKM.

Legislator dari Daerah Pemilihan II Jawa Tengah itu juga mengatakan digitalisasi UMKM sangat penting untuk mendukung proses pemasaran, di samping mempermudah proses pembayaran dan pembiayaan.

“Proses adaptasi dari sistem konvensional ke sistem digital di sektor UMKM, harus mendapat perhatian serius, agar proses transformasi sektor UMKM ke ekosistem digital dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan,” tuturnya.

Ia mengingatkan jangan sampai target jumlah UMKM yang masuk ekosistem digital mengesampingkan pemahaman para pelaku usaha terhadap sistem digital itu sendiri.

“Sehingga malah berpotensi menghambat perkembangan usaha mereka,” ujarnya.

Lebih lanjut, Lestari berharap betul agar para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah mampu berkolaborasi dengan baik dalam mengawal proses digitalisasi UMKM di Indonesia secara holistik.