Jakarta, MNEWS.co.id – Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank berupaya mendorong terciptanya iklim usaha kondusif agar terjadi peningkatan ekspor.
Melalui berbagai penyelenggaraan program seperti Coaching Program for New Exporters (CPNE), LPEI berupaya mendorong usaha kecil, menengah (UKM) dan koperasi agar memiliki produk bernilai jual tinggi dan berorientasi ekspor.
Direktur Pelaksana II Indonesia Eximbank, Maqin U. Norhadi menyatakan, program CPNE dapat diikuti pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) untuk meningkatkan kapasitasnya agar bisa masuk pasar ekspor.
“Mereka akan dibekali dengan pelatihan mengenai standar kualitas produk ekspor, sertifikasi, klasifikasi harmonized system (HS Code) dan lainnya,” ujar Maqin dikutip dari laman Indonesia Eximbank.
Maqin menambahkan CPNE merupakan program LPEI dalam bentuk pelatihan dan pendampingan yang diperuntukkan bagi pelaku usaha dan koperasi. Program pelatihan dan pendampingan ini dilakukan selama satu tahun dan tidak dipungut biaya.
LPEI menerapkan beberapa strategi untuk membantu pelaku UKM naik kelas. Salah satunya mengedepankan program pengembangan masyarakat berbasis komoditas. Program ini dirancang sebagai solusi bagi pelaku usaha dan dilaksanakan secara terintegrasi seperti desa devisa yang merupakan program pengembangan masyarakat berbasis komoditas untuk menghasilkan devisa. Selain itu, marketing handholding, program memasarkan produk yang dihasilkan UKM secara digital melalui marketplace global.
“Data pada akhir November 2021 lalu, kita sudah memberikan pelatihan kepada 2.706 pelaku UKM tersebar di 15 kota, dari jumlah itu, 75 pelaku usaha lulusan CPNE berhasil melakukan ekspor perdana serta sudah ada enam program desa devisa yang melibatkan 26 desa dengan total 2.894 petani atau pengrajin,” pungkasnya.