Suasana Festival Kuliner Legendaris Bogor 2019. (Foto: Rambiga)
Suasana Festival Kuliner Legendaris Bogor 2019. (Foto: Rambiga)

Bogor, MNEWS.co.id – Sebanyak 50 stan kuliner memeriahkan Festival Kuliner Legendaris Kota Bogor yang dipusatkan di Lapangan Kampus IPB Baranangsiang. Festival yang berlangsung selama dua hari, 23-24 November 2019 ini dibuka Wali Kota Bogor, Bima Arya yang hadir didampingi Ketua Dekranasda Kota Bogor, Yane Ardian Bima Arya.

Makanan khas Bogor yang disajikan di antaranya seperti tauge goreng, laksa, soto mie, soto kuning, mie ayam, mie glosor, doclang, cungkring, asinan Bogor, asinan jagung bakar, es pala, bir kotjok, es cincau, es doger, dan bajigur. Harga kuliner yang ditawarkan dalam festival cukup terjangkau mulai dari Rp5.000 untuk minuman dan Rp10.000 untuk makanan.

Kegiatan festival kuliner tersebut dirangkaikan dengan penyerahan piagam dan piala bagi sekolah yang berhasil juara dalam Lomba Kantin Sekolah Sehat, Aman dan Halal tingkat SD dan SMP di Kota Bogor. Selain itu, ada juga acara peluncuran buku panduan Kantin Sekolah Sehat, Aman dan Halal.

Sementara itu, Ketua Festival Kuliner Legendaris Kota Bogor, Muhammad Gozali mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan dan memasyarakatkan kuliner-kuliner legendaris yang dimiliki kota hujan.

“Ada sebanyak 10 kuliner legendaris dan 40 kuliner umum yang dihadirkan dalam festival kali ini dengan 50 peserta,” kata Gozali.

Ghazali mengatakan, Festival Kuliner Legendaris Kota Bogor Tahun 2019, dimeriahkan dengan kegiatan Cassava Choco Challenge yang diikuti 55 peserta dari masyarakat umum yang berasal dari Bogor, Jakarta dan Tasikmalaya.

Pemilihan cassava alias singkong dibanding talas, menurut Ghazali, karena olahan berbahan singkong asal Bogor sudah terkenal sejak dahulu, namun belum banyak tersentuh para pengusaha. “Untuk masuk ke lokasi acara ini gratis, tidak dipungut biaya untuk siapapun,” katanya.

Hadirnya festival kuliner ini disambut baik oleh warga. Terpantau selama dua hari penyelenggaraan, halaman IPB yang menjadi lokasi penyelenggaraan selalu dipadati pemburu kuliner.

Salah seorang warga, Haryati Hendrayani mengatakan sengaja mendatangi festival agar mudah mendapat kuliner legendaris yang diinginkan dalam satu lokasi.

“Ada banyak jajanan, mamfaatnya kita bisa mendapatkan banyak kuliner itu dalam satu tempat lokasi, dan beberapa kuliner legendaris itu sekarang-sekarang ada yang sulit dicari dan disini bisa ditemui,” ujar Haryati.