Ilustrasi. (Foto: Exabytes)

MNEWS.co.id, Jakarta – Lembaga Management Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LM FEB UI) baru-baru ini meluncurkan hasil survei terkait tantangan pelaku UMKM yang belum akrab dengan transaksi online

Kepala UKM Center FEB UI, Zahra Kemala menuturkan, hasil survei menunjukkan pelaku UMKM mulai aktif menggunakan aplikasi pesan instan dan media sosial, namun belum terlalu akrab dengan transaksi jual-beli di e-commerce

“Masih banyak pelaku UMKM yang memiliki kerangka pikir tradisional, gawai yang outdated, waktu yang terbatas karena sibuk dengan aktivitas jual-beli, infrastruktur jaringan yang terbatas, dan kurangnya akses terhadap informasi,” papar Zahra dalam keterangan resmi yang dikutip dari Antara, Jumat (17/2/2023). 

Lebih lanjut Zahra menegaskan, pemerintah perlu membuat peta jalan digitalisasi UMKM serta mengadakan pelatihan digital yang disesuaikan dengan segmentasi pasar. Selain itu, perlu membentuk komunitas yang saling memberi dukungan untuk digtalisasi UMKM serta peningkatan standar pelayanan ekosistem digital. 

Pelatihan digitalisasi pun perlu diberikan tidak hanya kepada pemilik usaha, tetapi juga seluruh karyawan yang bekerja di dalamnya agar pengetahuan yang dibutuhkan bisa tersampaikan dengan baik. 

“Berdasarkan pengalaman terdahulu, pelatihan digitalisasi perlu dilakukan kepada seluruh karyawan, tidak hanya pemilik usaha karena sering kali materi tidak tersampaikan dengan efektif sampai level pelaksana sehingga menghambat proses transfer ilmu yang dilakukan pemerintah,” imbuhnya. 

Di sisi lain, Kepala Divisi Digital Economy ILUNI FEB UI, Imanul Hakim Camil mengatakan, perlu adanya alternatif pengembangan UMKM, misalnya dengan skema offtaker dibandingkan dengan program pendampingan. 

Pasalnya, pelaku UMKM selalu fokus pada omzet penjualan, sehingga sulit bagi mereka untuk mengikuti program pelatihan dan pendampingan yang kerap mengorbankan waktu dan tenaga yang dialokasikan untuk berjualan. 

“Jadi bentuk usahanya yang dimitrakan dengan merek dan kualitas yang sudah terjamin agar omzet lebih terjaga,” pungkasnya. 

Selain itu, perlu adanya big data sebagai database UMKM seluruh Indonesia yang dikelola oleh pemerintah. Tujuannya untuk pemetaan pasar, optimalisasi layanan, serta mengelola persaingan agar lebih sehat. 

UKM Center FEB UI mencatat, 61% pemilik UMKM berumur lebih dari 40 tahun, 37% berusia antara 25-40 tahun, dan sisanya 2% berumur kurang dari 25 tahun.

Berdasarkan tingkat pendidikan, pelaku UMKM didominasi lulusan SMA sebanyak 40%, lulusan SD sebanyak 22%, lulusan SMP 21%, pemegang gelar sarjana/master/doktor 11% serta 6% tidak memiliki latar belakang pendidikan.