Ilustrasi penggunaan kode QRIS bagi UMKM. (Foto: Sindonews)

Jakarta, MNEWS.co.id –  Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) didorong memanfaatkan layanan digital untuk lebih mengembangkan usahanya. Apalagi fondasi digitalisasi Indonesia dinilai cukup kuat untuk membantu UMKM mendapatkan akses keuangan ataupun permodalan.

Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Filianingsih Hendarta mengatakan digitalisasi bisa menjadi modal penting memperluas inklusivitas keuangan untuk UMKM. Namun, belum banyak UMKM yang memanfaatkan digitalisasi ini.

“Ini bisa menjadi pintu masuk UMKM untuk masuk untuk pembayaran hingga permodalan,” katanya.

Filianingsih menjelaskan kehadiran QR Code Indonesia Standard (QRIS) dapat menjadi solusi bagi UMKM untuk masuk ke ekosistem keuangan formal. Dengan QRIS, UMKM bisa memulai akses pembayaran digital sehingga mereka bisa mudah mengakses permodalan.

BI mencatat perkembangan merchant QRIS mengalami pertumbuhan signifikan. Saat baru diluncurkan pada kuartal I-2020, tercatat 3,08 juta merchant pengguna, kemudian naik menjadi 6,69 juta merchant pada kuartal I-2021, dan menjadi 7,85 juta merchant pada kuartal II-2021.

Sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Malang Doddi Sartono menyampaikan perkembangan penggunaan QRIS di Malang cukup menggembirakan. Saat ini merchant QRIS sudah mencapai 103 persen atau 250.041 dari target sebanyak 238 ribu.

“Kita ke depan masih tetap berupaya terus mengenalkan, mengedukasi, dan merekrut supaya mempunyai kesempatan yang sama memiliki QRIS. Kita juga akan ke daerah-daerah lain agar akseptasi QRIS di masyarakat semakin meningkat,” ujarnya.

Managing Partner PT Indogen Capital Chandra Firmanto menyebut, permasalahan yang sering dihadapi UMKM di Indonesia adalah tidak dapat menentukan target pasar dengan benar. Padahal keduanya merupakan hal yang sangat penting dalam memulai bisnis.

“Sebab orang-orang di kota-kota lapis 2 dan 3 telah melakukan bisnis dengan cara yang mapan selama beberapa dekade, oleh karena itu pemberian solusi digital yang tepat harus dimulai dengan berfokus kepada area pendapatan dan optimalisasi biaya,” pungkasnya.