Ilustrasi kerajinan Decoupage.(Foto: Antara)

Jakarta, MNEWS.co.id – Tisu yang biasanya digunakan untuk membersihkan benda yang kotor atau menyerap kelebihan pada makanan yang digoreng, ternyata juga dapat dipakai sebagai bahan dasar membuat kerajinan agar tampak indah dan anggun. Kerajinan tangan dengan menggunakan tisu biasa disebut dengan Decoupage.

Decoupage adalah seni kerajinan dengan cara memotong atau menggunting hingga menempel objek gambar pada media tertentu. Objek gambar biasanya berasal dari tisu khusus Decoupage yang disebut servietten.

Namun di tangan Dyah Sandyasari, pelaku usaha asal Depok, tisu tersebut bisa berubah menjadi produk dengan nilai ekonomi tinggi salah satunya berupa kreasi tas. Menurutnya, produksi tas fesyen dengan motif Decoupage itu tidak pasaran karena dibuat secara handmade.

Dyah terinspirasi menyalurkan kreativitasnya dengan membuat usaha bernama Dyah Craft yang memanfaatkan bahan produksi lokal. Ia menyulap barang-barang bekas menjadi produk tas yang cantik dan memiliki bernilai seni.

Foto produk Dyah Craft. (Foto: Dyah Craft)

Penggunaan merek ‘Dyah Craft’ berasal dari nama panggilan sang pemilik yang menyukai bidang kerajinan tangan. Produk Dyah Craft menggunakan logo kupu-kupu yang berfilosofi dari metamorfosis kepompong dengan harapan usaha miliknya bisa berkembang dari kecil hingga menjadi besar.

Bisnis yang dibangun sejak Juni 2019 ini menggunakan 90 persen bahan baku yang ramah lingkungan dan dibuat dengan sangat teliti sehingga terlihat rapi dan cantik. Bahan baku yang digunakan memiliki kualitas premium yang dibuat langsung oleh pengrajin lokal dengan beraneka motif dari tisu napkin.

Bahan baku ini diperolehnya dari pengrajin lokal yang berdomisili di Tasikmalaya, Yogyakarta, hingga Bali. Dyah Craft memiliki workshop yang terletak di Depok dan dikerjakan sendiri dengan kapasitas produksi sebanyak 10 barang per hari.

Agar tetap aman, bahan baku produksi disimpan dalam box besar sebelum dan sesudah proses pembuatan. Setelahnya, produk akan langsung dikemas dalam plastik dan ditutup dengan mika sehingga konsumen dapat menyimpan barang saat tidak digunakan.

Tidak hanya tas, Dyah Craft juga memproduksi barang seperti toples, talenan, hingga spatula dan dibanderol dengan harga Rp15.000,- hingga Rp250.000,- tergantung dari jenis item yang dibeli.

Dyah menjajakan produknya secara online melalui media sosial Instagram, WhatsApp, dan marketplace. Sementara untuk offline melalui bazaar dan menitipkan barang di  toko Dekranasda Kantor Administrasi Walikota Jakarta Timur.

Dengan desain yang unik dan berkualitas produk yang baik, membuat banyak para pelanggannya sangat puas dan kerap melakukan repeat order bila ada produk terbaru. Salah satu inovasi yang Ia lakukan saat pandemi yaitu membuat masker kain 2 lapis dan aneka totebag dari bahan kanvas. Ke depannya, Dyah berharap dapat mengembangkan usahanya dengan melakukan kolaborasi bersama pelaku usaha sejenis dan bisa membuka toko secara offline.