Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki. (Foto: CNBC Indonesia)

Jakarta, MNEWS.co.id – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki menyatakan, Covid-19 membuat tantangan serius terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Pandemi itu berdampak pula terhadap dunia usaha, terutama koperasi dan usaha mikro kecil menengah (UMKM).

“Koperasi dan UMKM mengalami dampak berat dari sisi produksi, pemasaran, dan pembiayaan,” katanya dalam Peringatan Hari Koperasi Nasional ke-73 di Jakarta pada Senin (13/7/20)

Teten menambahkan, koperasi simpan pinjam, bank wakaf mikro, dan BMT bisa menjadi mitra saluran pembiayaan bagi UMKM. Di tengah pandemi, koperasi bisa menjadi mitra pemerintah menyukseskan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Ada sejumlah inisiatif yang tengah dilakukan Kementerian Koperasi dan UMKM. Hal itu bertujuan menguatkan serta memodernisasi koperasi. Inisiatif tersebut, melakukan perbaikan ekosistem kemudahan usaha yang memungkinkan koperasi bisa mengakses pasar lebih luas, pembiayaan, serta mengembangkan kapasitas usaha seluas – luasnya. 

Masa depan Indonesia, lanjutnya, berada pada generasi milenial. Maka koperasi harus masuk pula dalam sektor ekonomi kreatif. Teten menambahkan, koperasi yang saat ini sudah aktif, baik itu koperasi produsen, koperasi konsumen, koperasi jasa, koperasi simpan pinjam, dan lainnya harus berada pada kesatuan ekosistem yang terintegrasi. 

Saat ini Kemenkop tengah menyusun Strategi Nasional UMKM dan Koperasi. Instrumen kebijakan tersebut nantinya dapat mewadahi kerja kolaboratif seluruh pemangku kebijakan.

TurbuIensi ekonomi pada masa pandemi Covid-19 juga memberikan pelajaran berharga. Koperasi sektor keuangan atau simpan pinjam sangat rentan dan mudah terkontraksi oleh eskalasi tersebut. 

Di tengah upaya tersebut, dunia koperasi pada tahun ini sempat diramaikan isu gagal bayar Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Indosurya Cipta. Setelah terjadi kesepakatan damai, koperasi simpan pinjam tersebut pun membuka posko untuk memprioritaskan pengembalian dan pencairan dana khusus bagi nasabah yang tengah dalam penyakit kritis, lansia, dan kesulitan keuangan mendesak.

Pendiri Koperasi Indosurya Henry Surya mengatakan, posko yang selama ini dibuka untuk berdiskusi dengan nasabah selaku kreditur menjadi posko pengurusan pencairan dana bagi nasabah prioritas. Pihaknya juga tengah menyiapkan posko daring yang bisa diakses anggota dari berbagai daerah.

“Kami sadar betul, ada anggota yang sangat membutuhkan dana segera, mereka yang sakit kritis, lansia, kami prioritaskan,” kata Henry .

Hasil pemungutan suara dalam lanjutan proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) Koperasi Indosurya menegaskan mayoritas anggota menginginkan berlanjutnya koperasi tersebut. Di persidangan, pemungutan suara menyimpulkan sebanyak 73,41 persen nasabah selaku kreditur menyatakan sepakat rencana perdamaian Koperasi Indosurya. Sedangkan sisanya 26,59 persen menolak damai.

“Ini di luar proposal perdamaian. Akan kami percepat. Prioritas kami adalah memastikan nasabah atau anggota bisa dikembalikan uangnya,” kata Henry.