Ilustrasi Kuliner Indonesia. (Foto: Unsplash/ Haryo Setyadi)
Ilustrasi Kuliner Indonesia. (Foto: Unsplash/ Haryo Setyadi)

Jakarta, MNEWS.co.id – Penyaluran Kredit Usaha rakyat (KUR) untuk sektor ekonomi kreatif masih didominasi oleh kuliner, fashion, dan kriya. Total penyalurannya sebesar Rp 7,9 triliun pada 2019.

Deputi Akses Permodalan Kemenparekraf, Fadjar Hutomo menyampaikan nilai tersebut merupakan capaian Kredit Usaha Rakyat (KUR) perbankan ke sektor ekonomi kreatif. Penyaluran permodalan ke pelaku ekonomi kreatif tersebut meningkat hampir dua kali lipat dari tahun 2016 sebesar Rp 4,2 triliun saat awal Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dibentuk.

“Profilnya sesuai kontribusi subsektor terhadap PDB ekononomi kreatif, kuliner sebesar 48 persen, fashion 18 persen, dan kriya sebesar 16 persen,” katanya.

Fadjar menyampaikan dalam beberapa waktu terakhir, Kemenparekraf juga fokus pada subsektor ekonomi kreatif yakni digital melalui pengembangan startup. Dalam jumlah kredit tersebut ia meyakini ada yang disalurkan ke subsektor digital, namun masih sangat minim.

Ini karena sasaran KUR tidak banyak fokus untuk sektor digital. Penyaluran kredit ke digital atau start up banyak dilakukan oleh modal ventura. Menurut Direktur Akses Non Perbankan yang juga Deputi Akses Finansial Kemenparekraf, Syarifullah, jumlahnya mencapai Rp 255 miliar tahun ini di sektor ekonomi kreatif.  

Kemenparekraf juga akan menyalurkan pembiayaan berupa insentif dari dari pemerintah ke lima subsektor prioritas, salah satunya digital. Jumlahnya sekitar Rp 6 miliar yang akan dikompetisikan oleh pelaku ekonomi kreatif.

“Memang jumlahnya tidak besar, ini untuk dana stimulus saja, setelahnya kita harapkan ada dana dari venture capital lainnya,” kata dia.