Ilustrasi

Jakarta, MNEWS.co.id – Pengamat ekonomi dari Universitas Airlangga, Wisnu Wibowo menilai, diperlukan adanya pemberian insentif bagi pelaku usaha terutama usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di tengah pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia.

Ia mendukung langkah pemerintah untuk menjalankan kebijakan insentif bagi pelaku usaha terutama UMKM. Hal ini mengingat pelaku UMKM termasuk salah satu pendorong kegiatan ekonomi di Indonesia. Wisnu mengatakan, pelaku UMKM tersebut perlu diberikan insentif sehingga mampu bertahan di tengah tekanan global.

“UMKM merupakan katup bagi pengaman ekonomi rakyat di tengah situasi yang tidak bagus. Kalau tidak dibantu ekonomi Indonesia lebih berat karena (UMKM) output dan penyerapan tenaga kerjanya 90 persen,” ujarnya seperti yang dikutip dari Liputan6.com, Jumat (20/3/2020).

Ia menuturkan, untuk pemberian insentif kepada UMKM ini juga mempertimbangkan sektor tertentu yang paling terkena dampaknya. Ini dilihat dari bukti lapangan dan sektor UMKM mana saja yang terkena dampak paling besar dan kurang menguntungkan akibat virus corona baru COVID-19.

“Dibutuhkan cluster-cluster. Dan UMKM mana yang menjadi unggulan dan tulang punggung perekonomian di daerah wajib diprioritaskan,” tuturnya.

Lebih lanjut ia menuturkan, pemberian insentif ini dapat berupa modal sehingga penjualan tidak berhenti. “Cashflow bermasalah dengan situasi saat ini, berikan bantuan dana untuk mempertahankan kecukupan modal,” ujarnya.

Selain itu, menurut Wisnu bagi UMKM yang menjadi debitur perbankan juga perlu mendapatkan penyesuaian terkait akses kredit. Salah satunya dengan menjadwal ulang atau reschedule untuk angsuran kredit jadi ada pelonggaran.Selain itu juga memantau perkembangan UMKM dan mencari terobosan baik dalam penyediaan pasokan bahan baku, insentif bunga kredit dan keringanan beban cicilan di bank.

“Atau ada diskon bunga yang perlu dirumuskan. Jadi ini untuk pertahankan, sama-sama saling menguatkan dan saling memberikan insentif,” kata Wisnu.

Wisnu menegaskan, dengan pemberian insentif bagi UMKM ini dapat membuat usaha dapat bertahan imbas corona COVID-19. Hal ini mengingat ekonomi lesu juga dialami oleh global.

“Jangan mikir growth, tetapi ada kontinuitas. Bagaimana ekonomi bisa bertahan dalam situasi saat ini,” ucap Wisnu.

Oleh karena itu, ia juga mengatakan, dinas terkait harus mendata kondisi UMKM saat ini dan memberikan bantuan fasilitas untuk menyelamatkan UMKM.

“Pada sisi lain pemerintah daerah harus cepat melakukan upaya pencegahan, penanganan, dan pemulihan kondisi ekonomi,” pungkasnya.