Wakil Walikota Bandung Yana Mulyana saat meninjau UMKM di Kelurahan Cisaranten Endah Kota Bandung. (Foto: Humas Kota Bandung)

Bandung, MNEWS.co.id – Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana sangat mengapresiasi sejumlah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kelurahan Cisaranten Endah yang menampung pegawai di tengah pandemi Covid-19.

Yana bahkan sengaja mendatangi langsung para pelaku UMKM tersebut. Ia menyempatkan untuk menyusuri pemukiman padat di RW 11 Kelurahan Cisaranten Endah, Kecamatan Arcamanik dan mendatangi sebuah tempat produksi olahan plastik untuk perlengkapan furniture.  Ia juga mengunjungi dua lokasi pembuat kain rajut.

“Di tengah satu pemukiman di tengah pandemi mereka tetap berkreasi dan berinovasi. Kami mengapresiasi mereka tetap beraktivitas membuka peluang bagi orang lain untuk tetap bisa menghasilkan,” kata Yana dilansir dari situs Humas Kota Bandung.

Pemkot Bandung sangat terkesan dengan para pelaku UMKM di Cisaranten Endah ini, lantaran alih-alih mengurangi karyawan mereka justru bisa menambah pegawai.  Bahkan, pekerja yang ditampung juga adalah mereka yang terkena pemutusan hubungan kerja akibat terdampak Covid-19.

Di sela-sela kunjungannya, Yana selalu menyempatkan untuk berdialog Bersama para pelaku UMKM ini. Guna memberikan dukungan, Yana turut serta membawa Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM) Kota Bandung, Atet Dedi Handiman.

Sementara itu, salah seorang pemilik produksi kain rajut, Sansan mengatakan sejak pandemi Covid-19 mulai menyerang sektor ekonomi, dirinya menampung lima pegawai baru.  “Ada 9 orang. Yang baru di mulai pandemi ada lima orang. Sebelumnya mereka bekerja di pabrik tapi berhenti jadi masuk ke sini,” kata Sansan.

Langkahnya menampung karyawan terdampak pemutusan akibat Covid-19 ini ternyata tak lantas jadi beban. Pasalnya, penjualan produksinya tetap mendapatkan tempat di pasar domestik. Kendati dihadapkan pada tantangan naiknya harga bahan baku.

“Produksi sekarang baju rajut 40 lusin per minggu. Pasar masih tetap grosir Tanah Abang, Pasar Baru cuma sekarang jumlahnya agak terbatas. Bahan baku disebut aman, tapi sudah dua kali ada kenaikan sementara. Tapi penjualan tidak bisa (naik),” ungkapnya.

Pelaku UMKM lainnya, Iwan Ganiawan, pengrajin perlengkapan furniture juga turut memberdayakan masyarakat sekitar. Utamanya kaum ibu untuk melakukan pengerjaan akhir atau finishing.  “Yang ngepres delapan orang, sama yang maklun dan dibungkus sekitar 16 orang. Bahkan ibu-ibu di sini juga ikut membungkus,” ujar Iwan.

Usaha yang sudah dibangun selama 10 tahun terakhir ini tetap bertahan di tengah pandemi Covid-19. Pendapatan kotornya dalam satu pekan bisa mencapai Rp30 juta. “Sekarang saya kirim masing-masing ada satu toko di Jakarta, Karawang dan Tasikmalaya. Kadang toko lain minta terpaksa tidak dilayani,” tambahnya.