Bantul, MNews.co.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) melalui Dinas Perdagangan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, rutin mengadakan pelatihan ekspor bagi para pelaku usaha kecil menengah (UKM) daerah ini untuk mendorong mereka memiliki pemahaman dalam melakukan ekspor produk kerajinan secara mandiri.
“Kami setiap tahun rutin mengadakan pelatihan ekspor untuk UKM agar dapat melaksanakan ekspor secara mandiri. Tahun lalu sekitar 30 UKM kami bawa ke Terminal Peti Kemas Surabaya untuk ikut pelatihan ekspor,” kata Kepala Dinas Perdagangan Bantul Sukrisna, Dwi Susanto.
Dwi menjelaskan bahwa para pelaku UKM di Bantul selama ini memang belum mampu melakukan ekspor secara mandiri, padahal produk kerajinan yang dihasilkan mempunyai kualitas ekspor, sehingga selama ini ekspor dilakukan melalui perusahaan ekspor atau eksportir dari dalam maupun luar daerah.
“Jadi memang perlu kami dorong agar bisa ekspor mandiri. Dan melalui pelatihan itu diberi pelatihan bagaimana cara mengekspor terkait dokumen-dokumen yang menyertainya. Peserta kami fasilitasi akomodasi, hotel, transportasi, uang saku dan lain-lain,” tambahnya.
Dalam upaya menggeliatkan ekspor kerajinan Bantul juga telah dilakukan koordinasi dengan stakeholder terkait, termasuk mencarikan solusi ketika ditemukan kendala atau persoalan terkait dengan ekspor.
“Tahun ini kami bersama-sama eksportir Bantul berkunjung dan berdiskusi ke Dinas Perindustrian, Perdagangan (Disperindag) DIY tentang permasalahan yang ada bagi peningkatan ekspor,” ujar Dwi.
Sementara itu, berdasarkan data ekspor kerajinan tahun 2020 di Dinas Perdagangan Bantul, menyebutkan volume ekspor yang terdata hingga Juli sebanyak 8.681.270 kilogram atau 8.681,2 ton dengan nilai transaksi sebesar USD69.605.081.
“Itu data ekspor khusus Bantul dari Januari sampai Juli 2020. Awal pandemi sedikit berdampak, tetapi mulai Juli justru menggeliat terutama untuk pasar Eropa, Amerika dan Australia,” pungkasnya.