Pelaku UMKM menunjukkan produk makanan industri rumahan yang sudah diberi label kemasan di Lhokseumawe, Aceh. (Foto: Rahmad)

Sumedang, MNEWS.co.id – Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) terus melakukan pengembangan bisnis lokal sebagai produk unggulan daerah. 

Asisten Deputi Konsultasi Bisnis dan Pendampingan, Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKop UKM Destry Anna Sari mengungkapkan hal itu usai membuka “Workshop Pengembangan Bisnis Lokal Produk Unggulan Daerah” di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

Kegiatan workshop tersebut dilakukan melalui kerja sama dengan Dinas Koperasi, UMKM, Perdagangan dan Perindustrian Kab. Sumedang dan juga berkolaborasi dengan The Local Enabler serta Rumah Pemuda Kreatif Situraja Sumedang. 

Destry menjelaskan, kegiatan yang diikuti oleh 30 pelaku UMKM di sektor industri makanan dan minuman ini dilakukan dengan didasari data baseline rasio kewirausahaan Indonesia pada tahun 2019 yang sebesar 3,4%, pada tahun 2024 diharapkan mencapai 4% atau 17,45% dari seluruh pelaku UMKM. 

Untuk itu, diperlukan sekitar 1,5 juta wirausaha baru yang berkualitas dan produktif serta mampu mengembangkan usahanya selama kurun waktu tahun 2021 s/d 2024. Wirausaha baru tersebut harus menciptakan lapangan kerja baru serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi.  

“Pengembangan bisnis merupakan sebuah soft skill yang diperlukan wirausaha dalam meningkatkan pertumbuhan nilai usaha seperti pertumbuhan pasar atau konsumen dalam rangka menciptakan nilai jangka panjang usaha,” ungkap Destry.

Destry memaparkan, komponen pengembangan bisnis yang paling umum adalah membentuk sebuah siklus dalam menghasilkan potensi improvisasi bagi bisnis, seperti apa yang akan disampaikan dan ditawarkan oleh wirausaha kepada konsumen produk yang dihasilkan.

Lalu, memahami dan mengetahui pangsa pasar. Setelah itu, mendapatkan konsumen pangsa pasar baru, dan menyampaikan sebuah produk untuk meningkatkan serta memperluas pangsa pasar.

Poin selanjutnya, bekerja sama atau berkolaborasi dengan pihak lain untuk mengeksplorasi kesempatan yang ada. Juga memanfaatkan masukan dari berbagai pihak dalam meningkatkan kapasitas usaha. 

Destry menekankan tugas seorang wirausaha dalam pengembangan bisnis juga lebih besar daripada sekadar penjualan.

“Karena di dalamnya terdapat penyusunan strategi, pembuatan marketing collateral, hingga membuat analisis terkait perkembangan bisnis dari sisi internal maupun eksternal. Ini menjadi salah satu tantangan bagi wirausaha, bahkan menjadi beban wirausaha, terutama wirausaha pemula yang belum memiliki SDM untuk pengembangan bisnisnya,” jelas Destry.

Destry mengatakan, kabupaten Sumedang, Jawa Barat memiliki produk unggulan daerah pada industri makanan dan minuman (mamin). Namun, sebagian besar wirausaha di Kabupaten Sumedang masih perlu ditingkatkan pengembangan bisnisnya, sehingga potensi baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia menjadi nilai tambah yang menggerakkan ekonomi dan pelaku usaha lokal.

Workshop ini menghasilkan beberapa poin penting di antaranya yakni menggagas kolaborasi antara UMKM dalam mengembangkan bisnis lokal melalui produk unggulan daerah; melakukan pendekatan design thinking dalam memetakan potensi masa depan dan menggagas visi usaha; menghadirkan gagasan masa depan kolaborasi UMKM yang bersinergi dengan ekosistem penunjang (pemerintah daerah, nasional, dan startup).

Di kegiatan workshop ini juga menetapkan Kecamatan Situraja sebagai titik awal hub kolaborasi UMKM untuk diterapkan pada kecamatan lain di Kabupaten Sumedang.

Destry menambahkan, Workshop Pengembangan Bisnis Lokal Produk Unggulan Daerah ini juga menjadi momentum menyatukan visi dan misi yang baik bagi tumbuh dan berkembangnya wirausaha muda lokal yang inovatif untuk menciptakan produk-produk unggulan yang mampu bersaing secara global.