Ilustrasi Pelaku UMKM. (Foto: Pexels/Andrew Leu)
Ilustrasi Pelaku UMKM. (Foto: Pexels/Andrew Leu)

Jakarta, MNEWS.co.id – Perkembangan prospek usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mengalami perlambatan. Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur Eksekutif Indef Enny Sri Hartati, bahwa UMKM di Indonesia terbelenggu dengan ragam keterbatasan baik dari sisi SDM, akses permodalan, pengetahuan, informasi dan teknologi.

“Prospeknya kalau dibilang menurun itu mungkin terlalu negatif ya. Ini mungkin bisa dikatakan melambat, tumbuh tapi mengalami penurunan. Kalau biasanya UMKM bisa tumbuh 5 persen, sekarang dibawah 4 persen,” katanya.

Enny menilai bahwa hal ini hanya bisa ditangani dengan intervensi pemerintah, dimana mereka harus berkomitmen dalam penyaluran kredit seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan sebagainya. Penyaluran tersebut diharapkan bisa menyasar pada seluruh lapisan UMKM.

“KUR tidak pernah menyentuh pada usaha yang benar-benar mikro dan kecil. Secara pencatatan memang KUR masuk pada sektor UMKM, tapi UMKM yang mana? Sampai saat ini enggak ada UMKM kita yang naik kelas, karena problem struktural yang belum terselesaikan. UMKM hanya akan sekedear potensinya saja yang besar, tapi enggak mampu direalisasikan,” ungkap Enny.

Enny menjelaskan bahwa pertumbuhan dan produktivitas UMKM menunjukkan penurunan karena kalah saing dengan barang impor yang murah dengan fasilitas langsung. Misalkan saja mall atau supermarket yang memiliki tempat khusus untuk menjual barang impor bahkan dengan diskon tinggi. Ini akan semakin menyulitkan UMKM dalam bersaing.

Sementara Teten Masduki selaku Menteri Koperasi dan UKM, mengatakan tujuan pengembangan sektor UMKM. Hal ini terbukti dari rencana membuat one stop service bagi produk UMKM di kawasan Smesco. Teten menyampaikan langsung saat menggelar konferensi pers di Smesco, Minggu (17/11/19).

“Pembiayaan sudah disiapkan pemerintah dengan berbagai skema yang pasti yang akan menjadi pusat one stop services bagi UKM, nanti di sini sebagai tempat belajar, sharing eksperimen dan lainnya,” katanya

Teten juga akan berusaha mengoptimalisasi akurasi produk guna meningkatkan kualitas brand lokal. Caranya adalah dengan rutin menggelar konsultasi dari hulu ke hilir. “Ini akan jadi tempat pusat konsultasi dari hulu ke hilir (bagi pelaku UKM. Saya sengaja minta masukan dari penggerak ekonomi sektor UKM karena mereka yang lebih tahu. Ini kami akan coba rumuskan ulang agar bisa dioptimalkan,” kata Teten.