MNEWS.co.id – Jumlah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) tumbuh 100 persen atau dua kali lipat dari kondisi sebelum pandemi.
Pertumbuhan angka jumlah pelaku UMKM tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UMKM Kota Kendari, Aldakesutan Lapae.
“Dalam catatan kami, sebelum pandemi Covid-19 melanda daerah ini, pelaku UMKM saat itu sekitar 21 ribu, dan catatan akhir Desember 2022 jumlahnya mencapai 41 ribu,” kata Aldakesutan dilansir MNEWS.co.id dari Antara, Selasa (17/1/2023).
Aldakesutan menjelaskan, angka tersebut diketahui setelah dibukanya pendaftaran daring UMKM yang ada di Kendari melalui Online Data System (ODS).
Kondisi tersebut, lanjutnya, menggambatkan bahwa sektor UMKM menjadi penopang utama pergerakan ekonomi di daerahnya selama pandemi Covid-19, sehingga pertumbuhan ekonomi Kendari tidak mengalami keterpurukan yang signifikan dibandingkan beberapa daerah lain di Sultra.
“Artinya bahwa masa pandemi menjadikan minat masyarakat untuk berusaha meningkat. tetapi, tidak bisa kita pungkiri bahwa tidak sedikit pula usaha dan industri menengah yang gulung tikar saat itu. Namun, usaha kecil dan mikro mampu bertahan dalam keadaan apapun, bahkan tumbuh subur,” ujarnya.
Aldakesutan mengatakan, Pemkot terus berusaha untuk mendorong pengembangan dan pertumbuhan sektor UMKM, salah satunya dengan mengusung konsep mampu bersaing dan memiliki pasaran yang luas.
“Kita terus berupaya mendorong para pelaku UMKM ini dengan konsep go digital. Termasuk permodalan yang sering mengemuka dari problem-problem UMKM kita ketika menemui mereka di lapanga,” katanya.
Pemerintah kota, jelasnya, terus mendorng agar usaha masyarakat berskala rumahan, yang hanya sekadar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dapat meningkat menjadi skala industri rumah tangga, sehingga dapat berkembang dan dapat menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat di sekitarnya.
“Yang terpenting lagi, bahwa awalnya hanya skala rumahan dengan pasaran lokal, ke depan bisa menghasilkan produk yang bisa memenuhi permintaan pasar skala nasional,” lanjutnya.
Untuk mencapai sasaran tersebut, ujarnya, saat ini terdapat 2.000 pelaku UMKM yang telah dilatih untuk dapat memasarkan produknya hingga go nasional.
“Pelatihan dilakukan secara sistematis mulai dari peningkatan kapasitas, label halal, go digital, go online, dan go global,” pungkas Aldakesutan.