Banten, MNEWS.co.id – Pedagang jamu gendong di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, dapat meraup keuntungan Rp130.000,- hingga Rp200.000,- per hari. Hal ini tentu dapat membantu perekonomian keluarga mereka.
“Kami selama 30 tahun berjualan jamu mampu beli rumah BTN Palaton Rangkasbitung, juga dua putrinya menjadi sarjana,” kata Mba Endo dilansir dari Merdeka.
Selama ini ekonomi keluarga pedagang jamu tidak terdampak pandemi COVID-19, karena mereka kebutuhan pangan relatif terpenuhi. “Kami sebagai perantau dari Jawa ke Lebak kini bisa meraup keuntungan bersih Rp200 ribu/hari dan bisa mengubah nasib menjadi lebih baik dan hidup sejahtera, ” ujar Endo.
Begitu juga pedagang jamu lainnya, yakni Atun (18) mengaku baru tiga pekan terakhir berjualan keliling di wilayah Desa Rangkasbitung mampu meraup keuntungan Rp130.000,- per hari.
Berjalan kaki melintasi hutan dan kawasan perkebunan kelapa sawit, tidak menjadikan halangan. “Kami berangkat pukul 6.00 WIB dan pulang pukul 10.00 WIB dan setiap hari habis, terlebih saat ini adanya pandemi COVID-19 banyak konsumennya, ” kata Atun.
Perkumpulan Pedagang Jamu Gendong Kabupaten Lebak, Parjiem (58) mengaku saat ini jumlah pedagang jamu gendong di daerah ini mencapai 550 orang tersebar di 28 kecamatan. Mereka kebanyakan warga perantau dari sejumlah daerah di Jawa Tengah, namun saat ini sudah banyak menjadi warga Lebak, Banten.
Kehadiran pedagang jamu gendong itu, selain menumbuhkan ekonomi keluarga juga ekonomi petani, karena mereka memproduksi sendiri dan tidak mendatangkan dari Jawa Tengah.
“Semua bahan baku jamu itu dari tanaman obat-obatan dibeli dari petani hingga Rp500 ribu per bulan,” pungkasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Yudawati mengatakan pemerintah daerah mendorong pedagang jamu gendong berkembang untuk menumbuhkan ekonomi keluarga.
Kebanyakan pedagang jamu gendong itu memiliki identitas kependudukan Lebak. Di tengah masa pandemi, pihaknya juga memberikan bantuan melalui Program Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) sebesar Rp2,4 juta per kartu keluarga (KK). Penyaluran bantuan modal itu sebanyak 13.600 pelaku unit usaha, termasuk pedagang jamu gendong.