Ciamis, MNEWS.co.id – Dalam upaya meningkatkan daya jual yang tinggi sekaligus memanfaatkan sumber daya alam, khususnya bahan bambu, Upen Suhendar, salah satu warga di Desa Hujungtiwu, Kecamatan Panjalu, Ciamis, yang juga salah satu ASN di Puskesmas Panjalu, menyulap bambu tersebut dijadikan sebuah peci atau kopiah.
Peci berbahan bambu tipis karya warga Ciamis merupakan kerajinan unik. Peci bambu ini bahkan diminati banyak warga dari berbagai daerah. Upen mengatakan berawal saat ingin membuat kerajinan dari bambu yang bisa menambah penghasilannya. Lalu ia bersama temannya ke kebun dan melihat bambu yang masih muda tergeletak bekas orang membuat tali bambu.
Dengan berbekal golok kemudian Ia memungut dan meraut bambu tersebut mencoba membuatnya menjadi lebih tipis hingga menyerupai karton. Setelah tipis, ia mencoba melingkarkan bambu itu ke kepalanya. Lalu kejadian itu difoto oleh seorang temannya.
“Baru terinspirasi membuat peci dari bambu tipis dan memang hasilnya bagus. Saya pulang dari kebun lalu di rumah mencoba lagi membuatnya dari bambu bekas pawai obor, ternyata bambu juga bisa sangat tipis dan dipakai untuk peci. Itu pada September kemarin,” kata Upen dikutip dari Detik.com.
Awalnya peci bambu buatan Upen masih kaku. Namun, lama kelamaan Ia bisa membuat nya lebih tipis dan lebih lentur. Setelah dipromosikan, peci bambu tersebut cukup banyak peminat untuk membelinya. Bahkan banyak pemesan dari luar daerah melalui media sosial.
“Awalnya saya hanya menggunakan lem saja untuk merekatkannya, tapi ternyata tidak tahan lama. Akhirnya saya kemudian memberikan jahitan anyaman supaya kokoh dan lebih menarik,” tambahnya.
Warga sekitar banyak yang berminat membantu untuk memproduksi peci bambu tersebut. Kini Upen telah memberdayakan 15 orang, yang bertugas menyiapkan bahan baku, menyulam, menjahit dan finishing. Sementara Upen sebagai pengontrol kualitas akhir. Dan pemasarannya saat ini sudah dijual ke berbagai daerah mulai dari Bali, Lombok, Kalimantan dan beberapa daerah di Jawa Barat.
Untuk harga peci bambu khas Ciamis ini sekitar Rp 50 ribu tergantung ukuran dan tingkat kesulitannya. Untuk tinggi peci bisa sesuai dengan pesanan. “Pesanan sudah ada sampai 200 peci, namun kendalanya adalah sumber daya yang masih terbatas. Sehingga kami rata-rata memproduksi 10 peci bambu setiap hari,” ujar Upen.
Upen berharap peci bambu buatannya bisa lebih dikenal lagi dengan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Ciamis, terutama Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Dinas Pariwisata.
“Juga berharap bisa segera melegalkan hak cipta untuk peci buatan saya ini. Karena mungkin ini yang pertama ada peci bambu paling tipis dan lentur. Saya juga berharap peci bambu ini bisa menjadi salah satu ikon Kabupaten Ciamis,” pungkasnya.