Proses pelatihan tenun oleh mentor kepada penenun kolok Desa Bengkala bertempat di Pertenunan Werdhi Budaya  Kabupaten Klungkung. (Foto: OJK Bali Nusra)

MNEWS.co.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara (Nusra) menggelar kegiatan peningkatan kapasitas dan akses keuangan Kelompok Ekonomi Masyarakat (KEM) Kolok Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Bali.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk tenun yang dihasilkan KEM Kolok, sehingga dapat meningkatkan daya saing dan akses pembiayaan bagi pelaku UMKM dari kelompok difabel.

Kegiatan peningkatan kapasitas kaum difabel ini berlangsung pada periode 2-8 Oktober 2023, dengan melibatkan Pertenunan Werdhi Budaya sebagai pembeli hasil tenun yang diproduksi oleh KEM Kolok di Desa Bengkala. Kegiatan ini berlokasi di rumah produksi Pertenunan Werdhi Budaya di Kabupaten Klungkung.

“Peningkatan kapasitas UMKM kaum difabel di Desa Bengkala bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah pedesaan,” kata Kepala OJK Regional 8 Bali Nusra Kristrianti Puji Rahayu dilansir MNEWS.co.id dari Antara.

Diharapkan dengan upaya meningkatkan kapasitas UMKM ini, hasil produksi tenun akan menjadi lebih baik sehingga memudahkan mereka dalam mendapatkan dana dari pelaku usaha jasa keuangan (PUJK).

Dengan mempermudah akses ke dana dari PUJK, maka dana tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan usaha mereka. Pada akhirnya, hal ini akan meningkatkan tingkat kesejahteraan mereka.

Masyarakat difabel di Desa Bengkala, terutama mereka yang tuna rungu atau tuna wicara, sering disebut sebagai “kolok”. Program peningkatan kapasitas diimplementasikan dengan melibatkan penenun difabel dari KEM Kolok Desa Bengkala.

“Kaum difabel juga berkontribusi pada perekonomian daerah sebab mayoritas warga ‘kolok’ Desa Bengkala merupakan bagian dari sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM),” ucap Kristrianti.

Ia menambahkan berbagai langkah telah diambil oleh OJK, Pemerintah Kabupaten Buleleng, dan PUJK yang tergabung dalam Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) untuk mendorong perkembangan kapasitas kelompok difabel di Desa Bengkala.

Desa Bengkala merupakan proyek percontohan dari Program Generic Model Ekosistem Keuangan Inklusif (GM EKI) di Provinsi Bali yang digagas oleh OJK. Program ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat serta menciptakan inklusi keuangan di wilayah pedesaan.

OJK telah melakukan riset dan studi mendalam terkait potensi ekonomi di Desa Bengkala. Hasil riset tersebut mengindikasikan bahwa ada potensi yang signifikan di kalangan kaum difabel Desa Bengkala untuk menghasilkan produk kain tenun ikat.

Selain industri tenun, Desa Bengkala juga melihat perkembangan dalam beberapa industri lain, termasuk industri dupa, jamu, dan kerajinan anyaman tangan (ingka).

Dalam rangka meningkatkan kapasitas para penenun dan kualitas hasil tenun mereka, OJK menjalin kemitraan strategis dengan menghubungkan mereka dengan pembeli (offtaker) potensial.

OJK juga telah mengorganisir pertemuan bisnis (business matching) untuk membantu mencari pembeli yang dapat memasarkan produk kain tenun yang dihasilkan oleh Kelompok Ekonomi Masyarakat (KEM) Kolok di Desa Bengkala.

Sebelumnya, Anak Agung Oka Wisnu selaku pemilik Pertenunan Werdhi Budaya telah melakukan kunjungan ke KEM Kolok di Desa Bengkala untuk melakukan penelitian lapangan dan berkoordinasi dengan ketua kelompok KEM Kolok Desa Bengkala.

Oka Wisnu mengungkapkan bahwa masih ada potensi untuk meningkatkan kualitas kain tenun yang dihasilkan, baik dari segi teknik pengerjaan maupun bahan baku yang digunakan.

“Kami akan membantu penenun Desa Bengkala untuk terus meningkatkan kualitas hasil tenun yang dihasilkan sehingga akan diterima luas oleh pembeli di pasar baik domestik maupun mancanegara. Kegiatan ini juga sebagai bentuk komitmen kami untuk berbagi kepada sesama agar dapat mendukung perekonomian dan kreativitas penenun difabel,” ujarnya.

Perbekel (kepala desa) Bengkala I Made Astika berharap dengan terlaksananya kegiatan ini maka kemampuan penenun difabel dari Desa Bengkala akan meningkat dan menghasilkan hasil tenun yang diterima oleh pasar serta hasil tenun yang dihasilkan memiliki ciri khas tertentu yang hanya ditemukan di penenun “kolok” Desa Bengkala.

“Kami mengucapkan terima kasih untuk OJK yang telah memprakarsai terlaksananya kegiatan ini. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini penenun difabel dari Desa Bengkala mampu naik kelas dan mendunia,” kata Astika.