Ilustrasi pewarna alami. (Foto: freepik.com/freepik)

Jakarta, MNEWS.co.id – Gencarnya isu lingkungan global telah memengaruhi berbagai sektor industri, termasuk industri fesyen. Hal ini ditandai dengan munculnya tren sustainable fashion. Tak lagi hanya berfokus pada sisi estetika, namun sekarang tren fesyen juga memandang penting efek lingkungan dari proses produksinya, salah satunya dalam proses pewarnaan.

Teknik pewarnaan alami telah berkembang di industri fesyen Indonesia, mulai dari batik dan non-batik seperti jumputan, tritik, shibori, tenun dan lain-lain. Meski begitu, perkembangan warna alam juga mempunyai tantangannya sendiri, salah satu di antaranya adalah tidak adanya acuan atau standar warna alam dalam bentuk katalog. Hal ini berbeda dengan warna sintetis, di mana katalog warna sintetis telah disediakan oleh pabrik yang memproduksinya.

Untuk menjawab tantangan ini, Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB) Kementerian Perindustrian berinovasi untuk menciptakan aplikasi website katalog warna alam yang diberi nama NADIN (Natural Dyes Indexation). 

Katalog NADIN diharapkan dapat menjadi referensi untuk mencari inspirasi memperkaya variasi warna alam baru pada kain. Ke depannya katalog warna ini dapat bermanfaat lebih untuk pelaku industri fesyen nasional dan dapat digunakan untuk komunikasi antara pelanggan, desainer dan produsen kain warna alam.

Melalui katalog NADIN, pelanggan dan desainer dapat memilih warna yang tersedia di dalam aplikasi, untuk selanjutnya produsen kain tinggal memproduksi sesuai dengan resep yang telah disediakan.

Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian, Doddy Rahadi mengatakan, Kemenperin secara aktif terus mendorong tumbuhnya industri fesyen dengan menggunakan pendekatan teknologi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan secara global.

“Dengan adanya aplikasi katalog warna alam ini, akan menumbuhkan kreasi pelaku industri fesyen berbasis pewarna alam yang kemudian banyak digemari oleh masyarakat. Selain mampu memberikan warna khas yang eksotik, pewarna alam ini tentunya lebih ramah lingkungan. Fesyen warna alam juga menyuguhkan warna pastel yang nyaman dipandang,” ungkap Doddy dikutip MNEWS.co.id dari siaran pers Kemenperin.

Katalog warna alam tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat bagi industri kriya tekstil. Bahkan, dengan adanya NADIN, pelaku industri juga dapat dengan mudah mewarnai kainnya sesuai dengan warna yang diinginkan.

“Industri tidak perlu lagi melakukan coba-coba warna yang menghabiskan waktu dan biaya, karena pada katalog NADIN dilengkapi dengan contoh warna yang dilengkapi dengan resep warna dan kode warna digital,” imbuh Doddy.

Saat ini, aplikasi NADIN berisikan 656 contoh warna alam yang berasal dari sembilan bahan baku pewarna alam yang dapat digunakan dalam produksi kain batik dan non-batik serta dapat diakses dengan mengunjungi nadin.batik.go.id.