Jakarta, MNEWS.co.id – Ketua Bidang Keuangan dan Perbankan BPP Hipmi, Ajib Hamdani menilai Idulfitri sebagai momentum untuk mendongkrak ekonomi nasional agar keluar dari zona resesi. Umumnya, pada perayaan Lebaran konsumsi masyarakat berpotensi meningkat.
“Naiknya daya beli masyarakat di momentum Lebaran, bisa menjadi salah satu pendongkrak dan penopang harapan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021,” ujar Ajib.
Mengacu data pemerintah, perputaran uang Tunjangan Hari Raya (THR) Idulfitri diperkirakan mencapai Rp150 triliun. Apabila angka itu dibandingkan Produk Domestik Bruto (PDB) 2020 sebesar Rp15.434,2 triliun, dana putaran THR berkontribusi sebesar satu persen dari PDB.
Sehingga, tidak mengherankan jika Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengimbau masyarakat untuk membelanjakan alokasi THR. Terutama, belanja untuk komoditas produksi dalam negeri. Itu tentunya diharapkan memberikan multiplier effect, khususnya pertumbuhan UMKM di Indonesia.
Ia menambahkan namun di sisi lain, pergerakan pertumbuhan ekonomi kuartal I-2021 masih terkontraksi minus 0,74 persen. Capaian itu memperpanjang periode ekonomi Indonesia dalam jurang resesi. Dengan data negatif yang masih berjalan, Presiden Joko Widodo mempunyai harapan dan orientasi ekonomi pada kuartal II-2021 bisa melejit di kisaran tujuh persen.
Menurutnya, pemerintah harus menjaga ritme daya beli masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat. Namun, secara paralel menekan potensi inflasi. “Karena ketika terjadi inflasi, misalnya karena kebijakan pajak yang tidak tepat, secara langsung mengurangi tingkat kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.