Jakarta, MNEWS.co.id – Pelaksanaan Presidensi G20 Indonesia akan diselingi dengan beberapa side event di sejumlah kota terpilih. Salah satu side event yang dipersiapkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI adalah International Wellness Tourism Conference and Festival (IWTCF) 2022.
Ada lima agenda kegiatan utama yang dijadwalkan akan berlangsung dalam IWTCF 2022, yaitu conference, workshop, pameran, business matching, dan field trip.
“Pelaksanaan IWTCF 2022 akan dilaksanakan selama 3 hari dengan tema “Strategi Keberlanjutan untuk Pemulihan dan Pertumbuhan Pariwisata Dunia melalui Wisata Kebugaran (Wellness Tourism) Untuk Semua” serta melibatkan peserta dari asosiasi/organisasi/pelaku industri yang berkaitan dengan wellness tourism dari negara-negara G20, ASEAN, dan Indonesia,” kata Alexander Reyaan selaku Direktur Wisata Minat Khusus Kemenparekraf dilansir MNEWS.co.id dari laman kemenparekraf.go.id (25/4/2022).
Selama 3 hari, khusus acara konferensi akan dibagi menjadi beberapa topik pembahasan, di antaranya adalah Health & Wellness Tourism Framework; Wellness Tourism Destinations; dan Inclusive Wellness Tourism, Investment, Opportunity, and Capacity Development.
Setiap harinya pada acara konferensi juga akan diselingi dengan sesi wellness moment yang diisi oleh trainer metode-metode wellness Indonesia. Selain memberikan informasi, wellness moment ini akan melibatkan langsung peserta (interaktif), termasuk para delegasi, untuk mengikuti arahan dari trainer.
Selain konferensi dan workshop, sebagai salah satu rangkaian acara pada IWTCF 2022 juga akan melakukan pameran (B2C) dan business matching (B2B). Pada acara tersebut, Kemenparekraf/Baparekraf akan menyediakan sekitar 30 booth untuk memamerkan produk-produk wellness Indonesia.
Alexander menjelaskan, kategori peserta pameran ini diharapkan akan mencakup 8 jenis kategori wellness economy yang mengacu pada pedoman dari Global Wellness Institute (GWI), sebagai organisasi/lembaga yang melakukan riset dan menentukan tren terhadap sektor wellness secara global dengan basis di Amerika.
Kedelapan jenis wellness economy ini yaitu; personal care and beauty, healthy eating and nutritious weight loss, physical activities, wellness tourism spa and spring, traditional complementary medicine, public health preventive and personalized medicine, wellness real estate, dan mental health.
“Kami mengupayakan agar ke-30 booth ini bisa mewakili delapan jenis wellness economy tersebut agar semua produk bisa dikenal dan dipromosikan. Registrasi akan dibuka sekitar bulan Mei 2022. Kami mengutamakan produk yang telah terdaftar di Kementerian Kesehatan dan/atau BPOM”, kata Alexander.
Sementara itu, pada kegiatan business matching, akan ada sesi pertemuan antara sellers dan buyers.
Dengan potensi yang dimiliki Indonesia, Alexander berharap IWTCF 2022 akan membuka banyak peluang bagi para pelaku untuk mengembangkan potensi kerja sama antara industri wellness trip/tour, saling mendapatkan sekaligus sharing ilmu terkait wellness education, serta memperkenalkan produk dan peluang untuk investasi di sektor wellness.
“Saya mengharapkan peserta bisa mendapatkan informasi terbaru tentang kondisi bisnis dari wellness tourism, wellness education, dan wellness investment. Ditambah dengan para pelaku bisnis wellness yang sangat beragam, potensi dan peluang akan lebih besar lagi untuk mempromosikan wellness tourism di Indonesia,” ucap Alexander.
Solo akan menjadi lokasi untuk kegiatan conference, workshop, eksibisi, business matching, dan field trip. Diakui oleh Alexander, kegiatan field trip akan menjadi sangat menarik. Kegiatan ini akan mengajak para delegasi untuk melakukan “karya wisata” ke Solo, Yogyakarta, maupun Bali (Ubud) untuk mengetahui potensi wellness tourism di sana. Untuk pelaksanaan dari field trip tersebut, rencananya akan melibatkan tour operator yang spesifik dan memiliki pemahaman terkait wellness tourism.
Lewat IWTCF ini, lanjut Alexander, Kemenparekraf memiliki misi agar Indonesia bisa dilihat sebagai salah satu destinasi yang unggul untuk wellness tourism. Sebab, berdasarkan peta dari Global Wellness Institute, Indonesia masih belum masuk ke dalam peta destinasi wellness global. Untuk itu, IWTCF 2022 ini diharapkan bisa sekaligus mem-branding Indonesia dari sisi wellness.