Ilustrasi produk jamu. (Foto: Orami)

Jakarta, MNEWS.co.id – Kesehatan menjadi prioritas masyarakat selama masa pandemi Covid-19. Berbagai produk kesehatan menjadi komoditas yang paling banyak dicari oleh masyarakat selama pandemi.

Tak heran jika produk kesehatan sanitasi seperti hand sanitizer, sabun, hingga pembersih menjadi salah satu yang dicari konsumen. Tidak hanya itu, makanan dan minuman mulai dari susu hingga suplemen juga menjadi bagian penting selama masa pandemi.

Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen, Kesehatan, dan Kosmetik, Reri Indriani mengatakan, selama masa pandemi kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan dan daya tubuh semakin meningkat. Hal ini didorong dengan upaya pola hidup sehat seperti olahraga rutin, istirahat cukup, makanan gizi seimbang, hingga mengonsumsi suplemen kesehatan, salah satunya obat tradisional.

Dalam menghadapi masa pandemi Covid-19, obat tradisional tidak digunakan untuk mengobati, tetapi untuk membantu memelihara daya tahan tubuh. Sementara suplemen kesehatan banyak dikembangkan sebagai produk suplementasi vitamin dan mineral untuk membantu menjaga daya tahan tubuh.

“Sejauh ini, obat tradisional diklaim untuk memelihara daya tahan tubuh bukan sebagai obat Covid-19. Sehingga sejauh ini obat tradisional digunakan hanya sebagai produk minuman kesehatan,” kata Reri melalui Webinar Series 1 Kimia Farma x Sahabat UMKM “Memaksimalkan Penjualan Produk Kesehatan di Masa Pandemi” yang diselenggarakan secara daring pada Kamis (30/9/21).

Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen, Kesehatan, dan Kosmetik, Reri Indriani dalam Webinar Series 1 Kimia Farma x Sahabat UMKM “Memaksimalkan Penjualan Produk Kesehatan di Masa Pandemi” yang diselenggarakan secara daring pada Kamis (30/9/21). (Foto: MNEWS)

Perubahan gaya hidup sehat di masa pandemi turut berpengaruh pada permintaan produk herbal dan jamu modern. Hal ini tentu menjadi potensi dan peluang tersendiri bagi pelaku usaha sektor industri wellness di Indonesia.

Namun Reri menekankan, yang perlu dipahami bersama oleh pelaku usaha adalah, pengembangan produk di bidang kesehatan atau wellness industry adalah bahwa selain dari aspek ekonomi, yang paling utama adalah bagaimana produk-produk tersebut dapat memberikan peningkatan terhadap derajat kesehatan masyarakat.

“Kedua aspek tersebut harus seimbang, karena yang namanya wellness industry, wellness product, itu tujuannya untuk dapat memberikan kontribusi positif terhadap kesehatan konsumennya,” ujar Reri.

Salah satu pelaku usaha yang berhasil menangkap peluang besar produk herbal dan jamu modern dan memanfaatkan momentum pandemi dengan baik adalah Vanessa Kalani Ong, Co-Founder The Jamu Bar.

Jamu yang dulu hanya identik sebagai minuman orang tua, kini mulai banyak diminati oleh generasi milenial. Melalui The Jamu bar, Vanessa mengemas minuman jamu tradisional racikan turun-temurun yang dipadukan dengan unsur modern dan dibuat lebih segar dalam bentuk mocktail.

Vanessa mengatakan, ini merupakan upaya untuk membuat tampilan jamu lebih sesuai dengan tren generasi milenial. The Jamu Bar menampilkan produk dengan lebih modern serta ingin mengubah stigma kuno tentang jamu tanpa mengurangi khasiatnya.

Tidak hanya membuat jamu mocktail, tetapi produknya dibuat dengan rasa yang tidak pahit. Selain itu bahan dasar seperti empon-empon yang terdiri dari jahe, kunyit, temulawak, kencur, dan lainnya tetap menjadi bahan utama sebagai khasiat jamu.

Vanessa Kalani Ong, Co-Founder The Jamu Bar dalam Webinar Series 1 Kimia Farma x Sahabat UMKM “Memaksimalkan Penjualan Produk Kesehatan di Masa Pandemi” yang diselenggarakan secara daring pada Kamis (30/9/21). (Foto: MNEWS)

“Menu yang ada di Jamu Bar menggunakan racikan yang dibuat sendiri dengan resep turun temurun yang dijaga dari nenek moyang. Setelahnya digabungkan dengan racikan olahan saya sendiri agar ciri khas tradisionalnya tetap terjaga,” kata Vanessa dalam kegiatan yang sama.

Ia menambahkan, ketika memperkenalkan The Jamu Bar di Pacific Place Mall, respon pasar khususnya milenial pun sangat luar biasa. Apalagi banyak orang asing yang juga menyukai minuman jamu hasil inovasinya. Memasuki masa pandemi, penjualan The Jamu Bar pun mengalami peningkatan yang cukup signifikan karena tingginya permintaan masyarakat pada produk minuman sehat.

Guna mendukung para pelaku usaha industry wellness di masa pandemi, Kimia Farma sebagai salah satu perusahaan BUMN Indonesia berkomitmen untuk bergerak untuk memulihan perekonomian Indonesia.

Dengan menggandeng Komunitas Sahabat UMKM, Kimia Farma berusaha untuk memberikan dukungan terhadap UMKM melalui pemberdayaan, pendampingan, sekaligus wawasan bagi pelaku usaha dalam mengembangkan bisnisnya.

Manager Umum TJSL PT Kimia Farma, Chaerman memaparkan, pembinaan dan pendampingan yang dilakukan oleh Kimia Farma bagi UMKM merupakan sebuah usaha untuk membantu pelaku usaha untuk bisa maju.

Manager Umum TJSL PT Kimia Farma, Chaerman dalam Webinar Series 1 Kimia Farma x Sahabat UMKM “Memaksimalkan Penjualan Produk Kesehatan di Masa Pandemi” yang diselenggarakan secara daring pada Kamis (30/9/21). (Foto: MNEWS)

“Maju yang dimaksud menurut Kimia Farma adalah ‘Naik Kelas’, mulai dari usaha yang semakin berkembang hingga karyawan yang bertambah, apalagi jika dulunya berdiri sendiri,” ujarnya dalam kegiatan yang sama.

Oleh karena itu, melalui kegiatan Webinar Series 1 Kimia Farma x Sahabat UMKM, pelaku UMKM khususnya di bidang kesehatan dapat mengetahui tentang pentingnya regulasi usaha di industri wellness. Selain itu, para peserta juga dibekali ilmu mengenai pemasaran yang efektif khususnya bagi pelaku usaha produk kesehatan dengan menghadirkan para pakar yang ahli di bidangnya.