Jakarta, MNEWS.co.id – Para pelaku bisnis fesyen dapat beralih ke cara yang lebih inovatif untuk mengurangi stok dan memasukkan kembali nilai sosial ke dalam produk mereka, seperti mempercepat lahirnya tren fesyen keberlanjutan.
Departemen Komunikasi Zilingo Indonesia, telah mengumpulkan insight mengenai tren keberlanjutan untuk merek dan bisnis Indonesia yang perlu diperhatikan memasuki kuartal III/2021. Berikut ini lima tren fesyen berkelanjutan tersebut.
Konsumen lebih memilih pakaian kasual yang nyaman sebagai seragam “WFH”
Pilihan pakaian yang nyaman, namun tetap terlihat profesional di depan kamera untuk dipakai bekerja selama di rumah aja selalu menjadi pilihan. Pakaian seperti loungewear dengan warna atau pola yang sama atas dan bawah dapat digunakan dengan cara yang lebih fleksibel, dapat menjadi pakaian kerja namun tetap nyaman digunakan di rumah. Maraknya pakaian berbahan dasar katun juga terlihat pada berbagai jenis pakaian, dikarenakan bahan ini dianggap paling nyaman untuk dipakai bekerja ataupun bersantai di rumah.
Merek mulai menarik minat konsumen melalui upcycling
Upcycling adalah tren yang terus berkembang dan merupakan salah satu hal paling berkelanjutan yang dapat dilakukan untuk produk fesyen. Dikarenakan upcycling memanfaatkan barang yang sudah ada, seringkali menggunakan sedikit sumber daya dalam pembuatannya dan benar-benar membuat barang ‘yang tidak diinginkan’ tidak menjadi limbah.
Dengan membuat lemari pakaian kapsul dari koleksi sebelumnya, merek dan bisnis bisa mengkreasikan produk lama menjadi sesuatu yang baru. Hasilnya, ini akan mengurangi limbah fesyen dan menciptakan produk limited edition yang dapat dibeli pelanggan.
Konsumen lebih memilih merek lokal untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional
Berbelanja secara lokal dan mendukung komunitas lokal dari rumah adalah tren yang kemungkinan besar akan bertahan pada tahun 2021 dan seterusnya. Bisnis lokal juga dapat memanfaatkan strategi digital untuk terhubung dengan konsumen di berbagai kanal.
Hal ini karena masyarakat Indonesia tetap di rumah dan meningkatnya konsumsi konten mereka di perangkat seluler dan komputer, penting bagi merek dan bisnis untuk mempertimbangkan bagaimana menjangkau konsumen di media sosial dan melalui iklan online.
Konsumen mengharapkan merek yang mereka dukung dapat bertanggung jawab secara sosial
Para pelaku bisnis juga perlu lebih sadar akan dampak lingkungan di setiap tahap desain. Apalagi jika menyangkut industri fesyen yang sebagian besar dilakukan secara offline, ketika pandemi melanda banyak kegiatan sourcing harus dilakukan secara online seperti pencarian bahan baku, produksi, pengiriman, dan penyimpanan. Pelaku bisnis perlu meminimalkan dampak terhadap lingkungan sekaligus membantu konsumen untuk melakukan hal yang sama.
Pelaku usaha perlu menjunjung inklusivitas dan merangkul keragaman
Istilah keragaman dan inklusivitas telah digunakan selama bertahun-tahun dalam industri fesyen. Para pelaku bisnis yang memasarkan produk mereka pada model yang terlihat berbeda – dalam ukuran badan, warna kulit, usia, bentuk, kepribadian – mendapatkan daya tarik lebih dari sebelumnya. Pemasaran visual juga memainkan peran penting dalam menggambarkan keragaman dari setiap bagian fesyen untuk dipilih konsumen sebelum mereka memutuskan untuk membeli.
Tidak dipungkiri, saat ini semakin banyak brand melirik produk sustainable fashion (fesyen berkelanjutan). Situasi pandemi juga mendorong perubahan pola perilaku konsumen di bidang tersebut.