Kemenparekraf Dukung Pemulihan Pariwisata Banyuwangi Lewat "Banyuwangi Rebound". (Foto: Dok. Kemenparekraf)

Banyuwangi, MNEWS.co.id – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendukung upaya pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, lewat kegiatan “Banyuwangi Rebound”.

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menargetkan pembukaan seluruh destinasi pada September 2020 seiring program recovery sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang dijalankan.

M. Yanuar Bramuda, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Banyuwangi M. Yanuar Bramuda mengatakan, pandemi COVID-19 mengubah strategi pengembangan pariwisata Banyuwangi. Saat ini pemerintah daerah memberlakukan dengan ketat protokol kesehatan berbasis CHSE serta jaga jarak, pembatasan pengunjung serta sertifikasi bagi pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif yang telah memenuhi unsur-unsur tersebut di masa adaptasi kebiasaan baru.

“Timeline New Normal tourism 2020 di Banyuwangi, tiga bulan pertama pada Mei hingga Juli 2020 kami sudah fokus pada recovery. September sudah ada target pembukaan semua destinasi dan pembukaan penerbangan Bali-Banyuwangi dengan pesawat ATR Citilink 72 seat yang akan diisi oleh 50 persen dari kapasitas penerbangan,” ungkapnya.

Pandemi virus Corona memberikan dampak yang besar terhadap sektor parekraf di Banyuwangi. Terjadi penurunan konsumen sekitar 73,8 persen, penurunan omzet sebesar 74,1 persen dan mengakibatkan usaha yang tutup sebesar 17,3 persen.

Seiring dengan penanganan kesehatan, Pemkab Bayuwangi saat ini juga fokus mempersiapkan sektor parekraf di era adaptasi kebiasaan baru dengan baik. Pariwisata ke depan dikatakannya tidak sekadar menyajikan leisure tapi juga konsep wisata yang aman, sehat, bersih seperti protokol kesehatan berbasis CHSE dari Kemenparekraf.

Bramuda mengatakan Banyuwangi menjadi salah satu destinasi yang paling banyak diminati untuk dikunjungi setelah pandemi bersama dengan Lombok dan Labuan Bajo.
Selama Juli 2020, Bramuda menyebut jumlah wisatawan ke Banyuwangi dalam jangka satu pekan sudah mencapai 8.000 pengunjung.

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Hari Santosa Sungkari, mengatakan, dalam penyesuaian kegiatan wisata di masa adaptasi kebiasaan baru perlu kedisiplinan dan ketegasan. Saat ini pemerintah fokus menggarap segmen wisatawan domestik hingga akhir tahun dan membuka destinasi wisata bagi wisatawan mancanegara pascapandemi COVID-19.

Kegiatan rebound pada destinasi wisata Banyuwangi menjadi salah satu upaya yang dilakukan Kemenparekraf untuk membangkitkan kembali potensi pariwisata di Banyuwangi yakni membangun destinasi yang menerapkan protokol CHSE.

Lingkup kegiatan ini meliputi penguatan program sapta pesona, revitalisasi amenitas dengan pengadaan barang pendukung CHSE dan alat penunjang keamanan. Serta bimbingan teknis soal 3A (atraksi, amenitas dan aksesibilitas) di setiap destinasi wisata di Banyuwangi.

“Kemenparekraf sangat mengapresiasi upaya Pemkab Banyuwangi dalam membangkitkan pariwisata dan ekonomi kreatif, yaitu dengan menerbitkan sertifikat kepada usaha pariwisata dan ekonomi kreatif yang telah mengikuti protokol kesehatan,” katanya.

Kemenparekraf  juga mendedikasikan peralatan dan perlengkapan pendukung seperti tempat cuci tangan, tempat sampah, toilet portable, masker, face shield, sarung tangan, baju APD, alat semprot, tenda. Ada pula tandu lipat serta signage (papan imbauan untuk mematuhi protokol pencegahan penularan COVID-19).