Jimmy Afaar kreator di balik batik tulis khas Papua, Batik Port Numbay. (Foto: Livia Kristianti)

Jayapura, MNEWS.co.id – Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua meningkatkan penjualan batik khas Bumi Cendrawasih yang memiliki motif yang mengangkat kearifan lokal hingga motif edisi khusus PON.

Peningkatan ini diakui Pegiat Batik Tulis Port Numbay Jimmy Afaar berkat hadirnya PON Papua. Jimmy menyebutkan mama-mama yang bekerja untuk Batik Port Numbay sangat produktif menyambut PON Papua karena kebanjiran pesanan mengerjakan batik tulis dengan motif- motif khusus dari berbagai suku di empat klaster penyelenggaraan PON Papua.

Salah satu pembelinya bahkan berasal dari kalangan kementerian yaitu Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

“Sebelum PON digelar tiap provinsi dari Indonesia sudah memesan kepada saya. Mereka meminta motifnya dan kami kerjakan. Ini adalah salah satu oleh- oleh yang diidam- idamkan dari seluruh peserta kontigen PON ke Papua harus pulang membawa batik khusus Papua karena unik,” ujar Jimmy dikutip dari Antara.

Batik Papua menjadi salah satu buah tangan incaran masyarakat dari luar Papua yang datang ke Bumi Cendrawasih untuk ikut berpartsipasi di PON Papua.

Peningkatan penjualan batik khas Papua juga diakui oleh Koordinator Aneka Batik Papua Ismul yang mengalami peningkatan penjualan dan kunjungan hingga tiga kali lipat selama perhelatan PON Papua berlangsung.

Ismul menyebutkan kunjungan meningkat berkat kedatangan dari kontingen- kontingen dari luar Papua yang bertanding dan membeli batik khas Tanah Papua. Ada pun motif yang tersedia cukup lengkap di toko Aneka Batik Papua mulai dari jenis Batik Tulis, Batik Cap, dan Batik Print seluruhnya tersedia.

Terdiri dari berbagai harga yang bisa disesuaikan kantong pengunjung, kain batik khas Papua di toko itu dibanderol mulai harga puluhan ribu per meter hingga mencapai jutaan rupiah untuk yang pengerjaannya dilakukan secara manual atau batik tulis.

Selain kontingen, kunjungan juga berasal dari para panitia hingga para pejabat negara termasuk anggota dewan. “Pada saat kunjungan Presiden pas pembukaan PON, itu ada Ibu Yenny Wahid datang kesini. Ada juga Gubernur NTT mereka beli batiknya disini,” ujar Ismul.

Bertepatan dengan ajang olahraga terbesar di Indonesia, tak disangka- sangka penjualan edisi khusus PON menjadi incaran dan bahkan ludes habis terjual. Larisnya produk edisi khusus PON tidak hanya terjadi di gerai Jayapura, tapi juga di gerai-gerai Aneka Batik Papua Kabupaten Mimika, Merauke, dan juga Kabupten Jayapura yang menjadi empat klaster pelaksanaan PON Papua.

“Motif PON ini laku keras, antusias tamu cukup besar. Jadi produk seperti kaos dan jaket PON itu habis. Kami minta maaf bila ada yang tidak kebagian,” tambahnya.

Selain batik, produk lainnya seperti noken, madu, dan kopi juga masuk dalam daftar incaran kenang-kenangan dari Tanah Papua.