Yudhistira ,Manager Mackenzie Coffee Yudhistira (kanan) (Foto : ABDULLAH MUNIR )
Yudhistira ,Manager Mackenzie Coffee Yudhistira (kanan) (Foto : ABDULLAH MUNIR )

Surabaya, MNEWS.co.id – Kopi sejak dulu sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia. Tren konsumsi kopi pun belakangan ini semakin meningkat, seiring dengan menjamurnya kafe dan waralaba gerai kopi. Ini membuat produksi kopi dalam negeri mampu terserap di dalam negeri pula. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia sudah mulai mengurangi impor kopi dari luar negeri. Adapun impor kopi sepanjang Januari-Juni 2019 mencapai 16.617 ton.  Bisnis yang melibatkan banyak pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), diperkirakan akan semakin  berkembang ke depan bersamaan dengan perubahan lifestyle masyarakat Indonesia.

Yudhistira, selaku Manager Mackenzie Coffee Yudhistira mengatakan bahwa peluang bisnis dengan bahan baku kopi akan terus berkembang. Hal tersebut bukan hanya di level bawah seperti warung kopi, namun juga masuk di level menengah sampai level atas seperti hotel, resto dan café (horeca). “Kedepan bukan hanya bisnis berkonsep warkop saja yang tumbuh subur, namun juga horeca potensinya luar biasa. Kami siap mensuplai kebutuhan mereka,” kata Yudhistira di Surabaya, Senin (9/9/19).

Dirinya memaparkan pada awalnya usahanya  hanya menggarap market bawah dengan mensuplai kebutuhan kopi di level warkop. Namun setelah tiga bulan ini demand dari kalangan pengusaha food and beverage di level horeca juga terus meningkat. “Ke depan kami akan lebih banyak menggarap horeca. Karena kebutuhannya juga lebih besar,” ujarnya.

Bukan hanya itu, pihaknya juga sudah siap untuk membuka banyak booth coffee sendiri di beberapa tempat di Surabaya. Tahun ini diharapkan  sudah ada 20 – 30 booth yang beroperasi dengan target 50 cup per booth per hari. “Tahun depan akan kami kembangkan di kota lain di Jatim. Untuk booth investasinya tidak banyak, namun untuk outlet lumayan besar, bisa Rp 150 juta per outlet,” imbuhnya.

Dalam membuat kopi dalam kemasan yang di roaster sendiri, saat ini memang masih kecil, yakni 100 kilogram per bulan dan horeca masih 50 kilogram per bulan. Namun melihat potensinya yang besar, dia yakin nanti demand-nya akan terus berkembang. “Kami yakin pasarnya akan terus berkembang. Sebab penggemar minuman aneka kopi semakin banyak. Bukan hanya pria, namun wanita juga banyak yang suka kopi,” pungkasnya.