Jakarta, MNEWS.co.id – Arum manis atau permen kapas (cotton candy) mungkin sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar masyarakat. Warnanya yang menarik dan rasanya yang manis banyak digemari dari anak-anak hingga orang dewasa. Tak heran bila saat ini bisnis arum manis tidak hanya dijalankan pada saat ada pasar malam saja, namun sudah berkembang menjadi salah satu peluang bisnis modern.
Peluang tersebut dimanfaatkan oleh Ryan Angkawijaya untuk mengembangkan bisnisnya. Ia membuktikan usaha yang sudah hampir punah seperti arum manis masih bisa dikembangkan bahkan disukai oleh masyarakat.
Arum manis menjadi produk pilihan Ryan ketika pertama kali memulai bisnis kuliner melalui jenama Snazzy Boom yang dibangunnya sejak 11 Januari 2017. Singkat cerita, sebelumnya Ryan menjalankan bisnis di bidang konveksi.
Namun pada tahun 2016, bisnisnya itu bangkrut lantaran kena tipu dan mengalami kerugian hingga ratusan juta yang memaksanya utnuk menjual semua alat-alat konveksi untuk menutupi kerugian tersebut.
Ia menambahkan, pada saat itu dirinya benar-benar terpuruk. Bisnis konveksinya hanya menyisakan uang Rp3 juta dan membuatnya hampir menyerah.
Lalu, Ryan bertemu dengan temannya yang memiliki bisnis arum manis, namun tidak mau lagi melanjutkan bisnisnya dan memilih untuk menjajal bisnis yang lain.
Pertemuan itu membuat Ryan mencari tahu lebih dalam tentang produk yang dulu sering disebut ‘rambut nenek’. Arum manis yang sudah hampir punah itu justru membuat Ryan penasaran untuk menggelutinya.
“Arum manis tradisional merupakan warisan kuliner budaya Indonesia. Menurut idealisme saya, rasanya sayang kalau warisan kuliner ini harus menghilang tergerus zaman dan dominasi dari produk pangan asing,” katanya.
Hal itu menjadi alasan besar Ryan untuk memulai Snazzy Boom serta melestarikan produk pangan lokal Indonesia sehingga mampu bersaing dengan produk pangan asing di pasar internasional.
Dalam mengembangkan potensi bisnis arum manisnya, Ryan menambahkan beberapa keunggulan dalam produknya jika dibandingkan dari kompetitor lain. Mulai dari desain dan merek modern, peningkatan SOP untuk para pengrajin dan produk pangan lokal, serta model bisnis yang tidak hanya dari segi konvensional namun mengusung konsep sharing economy.
Memasuki masa pandemi, Ryan mengubah konsep strategi pemasaran secara online untuk keseluruhan mulai dari yang gratis hingga berbayar. Selain itu strategi yang Ia terapkan adalah membangun citra merek yang baik secara daring.
Di sisi lain, Ia juga membangun kepercayaan reseller dan agen untuk bersama berjuang melestarikan produk pangan lokal ini. Sehingga saat ini Ia memfokuskan untuk memperluas hingga menguasai market share yang ada di Pulau Jawa serta menguatkan sistem reseller dan agen Snazzy Boom di Pulau Jawa.
Dalam membangun usahanya, Ryan memiliki moto ‘Perjuangan itu seperti Arum Manis, jika tekun menjalaninya akan terasa manis pada akhirnya’. Oleh karena itu, Ryan memberikan sedikit tips untuk pelaku usaha yang juga sedang berjuang bertahan di tengah pandemi yaitu untuk berani terus mencoba dan mengambil risiko, memanfaatkan jaringan serta komunitas yang membangun dan satu frekuensi, dan pentingnya bersinergi antar pelaku usaha untuk saling menguatkan serta bertukar informasi.