Jakarta, MNEWS.co.id – Kentang sering dianggap sebagai “comfort food”, yaitu makanan yang tidak hanya mengenyangkan perut, namun juga kepuasan batin. Selain memiliki kandungan karbohidrat yang baik untuk dikonsumsi, kentang juga merupakan bahan makanan yang seringkali diolah menjadi berbagai masakan dan juga camilan yang memberikan sensasi rasa serta kepuasan tersendiri. Salah satunya adalah kentang goreng krispi.
Olahan kentang krispi disukai oleh berbagai lapisan masyarakat mulai dari anak kecil sampai orang dewasa. Bahkan camilan kentang krispi yang praktis dan bertahan lama ini seringkali dijadikan sebagai menu siap saji sebagai teman makan nasi.
Walaupun kentang krispi bukanlah produk baru dalam usaha kuliner, namun dengan tingginya minat pasar akan camilan ini menjadikan peluang bisnis usaha produksi kentang krispi sangatlah prospektif untuk dikembangkan.
Kentang krispi Si Jamon, itulah nama makanan ringan milik Sitti Afriza pelaku UMKM asal Tangerang, Banten. Ia merintis usaha kentang krispi Si Jamon sejak tahun 2018 dan terinspirasi oleh sang Ibu yang pernah membuat kering kentang hingga akhirnya meneruskan usaha tersebut.
Kentang krispi Si Jamon diolah dengan menggunakan kentang lokal segar yang dibeli Sitti di pasar tradisional. Produk Si Jamon dibuat berdasarkan pesanan (made by order) untuk memastikan kualitas dan kesegarannya. Pemilihan bahan baku pun dilakukan sendiri oleh Sitti demi memastikan produk aman dan terjaga kebersihannya.
Respon konsumen atas produk kentang krispi olahan Sitti juga cukup positif. Sitti mengatakan jika konsumennya mengatakan bahwa produk Si Jamon berbeda dengan kompetitor karena lebih krispi, ringan, dan gurih.
Kentang krispi Si Jamon hadir dalam varian produk rasa original dan teri yang dikemas dengan menggunakan plastik kedap udara untuk menjaga kualitas produk. Untuk varian rasa teri, Sitti menggunakan ikan teri Medan menambah rasa gurih dan garing dalam produk kentang krispinya.
Dalam proses pembuatan produknya, Sitti dibantu oleh satu orang karyawan dengan produksi pesanan sebanyak 20 bungkus setiap minggunya.
Pada awal masa pandemi, Sitti mengatakan jika penjualan kentang krispinya mengalami dampak yang cukup signifikan. “Tidak sedikit konsumen yang membatalkan pesanan serta harga bahan baku yang semakin naik dan tak terduga,” ujarnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, Sitti lebih aktif untuk mempromosikan produknya melalui media sosial seperti Instagram, Facebook, dan WhatsApp Business. Dengan melakukan pemasaran melalui media sosial, produk Si Jamon mengalami peningkatan penjualan.
Dengan memanfaatkan pemasaran secara online, saat ini Sitti fokus untuk menyakinkan pasar bahwa produk Si Jamon layak dikonsumsi dan mampu bersaing dengan produk sejenis. Ke depannya, Ia berharap dapat memperluas pemasaran dan meningkatkan promosi Si Jamon agar semakin dikenal oleh konsumen.
Pasar yang cukup luas dengan persaingan yang cukup tinggi menuntut pelaku UMKM penganan olahan kentang untuk memiliki kreativitas dalam melakukan penetrasi pasar. Tidak hanya menjaga kualitas rasa, pelaku usaha juga dituntut untuk mampu menghadirkan kreasi-kreasi baru dan beradaptasi dengan kondisi pasar saat ini sehingga dapat menaikkelaskan usahanya.