Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM. (Foto: Warta Ekonomi)
Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM. (Foto: Warta Ekonomi)

Jakarta, MNEWS.co.id – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, anggaran pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang selama ini berada di 18 kementerian/lembaga akan diupayakan untuk dikonsolidasikan di bawah kementerian yang dipimpinnya.

Teten mengatakan, Presiden Joko Widodo telah meminta Menteri Keuangan, Menteri BUMN, dan seluruh kementerian terkait untuk mengkonsolidasikan anggaran pembiayaan UMKM dan melakukan rapat terbatas dengan tema Pemberdayaan UMKM di Kantor Presiden Jakarta, Senin (11/11/19).

“Presiden telah meminta ke Menkeu, Menteri BUMN, dan kepada seluruh menteri karena pembiayaan pemberdayaan UMKM selama ini nyebar di 18 kementerian,” katanya Teten.

Teten mengakui, pihaknya secara khusus diminta untuk menyiapkan roadmap dan rencana strategi karena nantinya anggaran pemberdayaan tersebut akan dikonsolidasikan di Kementerian Koperasi dan UKM. “Kami sedang menyiapkan renstra dan roadmap pengembangan UMKM,” katanya.

Menurutnya pembinaan UMKM menjadi sangat penting terutama karena Presiden Jokowi telah memberitahu agar dilakukan perekrutan sebanyak mungkin para tenaga ahli untuk disebar ke beberapa sentra UMKM di seluruh Indonesia.

Mereka nantinya akan ditugaskan untuk melakukan pendampingan secara end to end kepada UMKM dari mulai merencanakan usaha, pengemasan, hingga pemasaran produk. “Model seperti ini banyak dilakukan di banyak negara,” ujarnya.

Teten menambahkan Presiden juga meminta agar UMKM fokus ke sektor produksi dan kemudian bisa naik kelas ke skala usaha yang lebih tinggi. “Presiden meminta saya untuk mengembangkan bisnis model di berbagai sektor unggulan yang berorientasi ekspor dan produk substitusi impor sebagai akselerasi bagi pertumbuhan UMKM,” katanya.

Sementara itu, pihaknya berupaya untuk membangun kelembagaan UMKM yang sebagian besar merupakan usaha perorangan sehingga kemudian memiliki sistem produksi yang terintegrasi di sentra-sentra.

“Dengan begitu soal perizinan, pembiayaan bisa lebih mudah karena dilakukan kolektif, bisa juga factory sharing untuk permesinan modern sehingga daya saing UMKM meningkat,” kata Teten.