Ilustrasi tas rotan buatan lokal. (Foto: Jogja Daily)

Jakarta, MNEWS.co.id – Kementerian Perdagangan (Kemendag) fokus meningkatkan ekspor tahun ini dengan mempertahankan kinerja 10 produk utama dan menjaga pasar ke pasar utama dan non tradisional.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Kasan menyebutkan ekspor 10 produk utama setidaknya menyumbang sampai 59,8 persen dari total ekspor nonmigas pada 2020. Di sejumlah destinasi ekspor utama pun, dia menyebut pangsa pasar produk-produk ini cukup besar.

“Jadi untuk kenaikan ekspor nonmigas kita maintain ke pasar utama dan produk utama. Di antara destinasi utama yang masih tumbuh ada China dan Vietnam, ke Vietnam misalnya neraca perdagangan kini surplus,” katanya.

Menanggapi hasil kajian dari Pusat Pengkajian Perdagangan Luar Negeri yang menyebutkan produk ekspor dengan market power didominasi barang komoditas, Kasan mengatakan kinerja perdagangan juga perlu melihat kinerja produk manufaktur ke tiap-tiap negara yang menyumbang surplus, di antaranya adalah ekspor otomotif RI ke Vietnam dan Filipina.

Hasil penelitian Pusat Pengkajian Perdagangan Luar Negeri menunjukkan hanya terdapat sekitar 37 produk ekspor di 33 negara akreditasi yang masuk kategori winning excellent, yakni produk dengan nilai ekspor di atas US$100.000, pangsa pasarnya lebih dari 25 persen, dan tren dalam lima tahun cenderung positif.

Sementara itu, 291 produk masuk kategori winning emerging dengan kriteria pangsa pasar di bawah 25 persen dan pertumbuhan positif. Produk dengan kekuatan pasar tinggi pun tercatat didominasi oleh produk komoditas seperti batu bara, karet, minyak sawit, kelapa, kakao, dan produk-produk hasil industri padat karya.

Kasan menambahkan fokus pengembangan ekspor juga akan menyasar skala usaha kecil dan menengah (UKM). Eksportir skala UKM dengan nilai ekspor di bawah Rp200 miliar per tahun mendominasi jumlah eksportir nasional. Tetapi, secara nilai kontribusinya baru mencapai 11 persen.

Menurutnya, utilisasi kesepakatan dagang akan terus digenjot demi mendorong peningkatan ekspor. Agenda perluasan penetrasi ke negara nontradisional pun terus dikejar meski misi dagang pada tahun ini akan sangat bergantung pada kondisi penanggulangan Covid-19 dan vaksinasi di negara tujuan.